Pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia belum berakhir. Saat ini, pemerintah dihadapi pada potensi lonjakan kasus virus corona usai libur Lebaran Idulfitri 1442 Hijriah.
Pemerintah menyatakan kasus Covid-19 relatif masih terkendali, sebab kasus aktif saat ini 5,3 persen, lebih rendah dibanding rata-rata global sebesar 11,09 persen
Namun, para epidemiolog masih meyakini Indonesia akan dihadapkan pada peningkatan kasus hingga 30 persen lebih. Bahkan, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) memprediksi lonjakan kasus Covid-19 di DKI akan terjadi dalam waktu dekat usai arus balik pemudik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah sebaran kasus covid-19 yang masih belum terkendali di Indonesia. Kementerian Kesehatan tengah menjalankan program vaksinasi nasional yang saat ini memasuki tahap ketiga.
Program itu nantinya diharapkan dapat mencapai target herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap virus corona. Capaian itu dinilai akan terlewati setelah pemerintah rampung melakukan vaksinasi terhadap total 181.554.465
CNNIndonesia.com telah merangkum peristiwa dan informasi perihal perkembangan kasus covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir, sebagaimana berikut.
PB IDI memprediksi DKI Jakarta akan mengalami lonjakan kasus virus corona dalam waktu dekat imbas arus balik para pemudik pasca Idulfitri 1442 Hijriah.
Adib juga menilai lonjakan kasus itu dapat terjadi di ibu kota apabila para pekerja yang terlanjur mudik atau melakukan perjalanan jarak jauh tidak melakukan isolasi mandiri terlebih dahulu, melainkan langsung berangkat ke tempat kerja masing-masing.
Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) menerima sebanyak 229 laporan efek samping serius dari pemberian vaksin virus corona (covid-19) di Indonesia. Rinciannya, 211 laporan dari vaksin Sinovac dan 18 laporan dari vaksin AstraZeneca.
Sementara untuk KIPI nonserius tercatat 10.627 laporan yang masuk, rinciannya Sinovac 9.738 dan AstraZeneca 889 laporan.
Adapun program vaksinasi nasional menggunakan vaksin Sinovac telah dimulai sejak pekan kedua Januari 2021 sementara untuk AstraZeneca baru dimulai pekan ketiga Maret 2021 lalu.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan saat ini pemerintah tengah mengantisipasi potensi terjadinya warga mudik gelombang dua usai Idulfitri 1442 Hijriah. Pemerintah sebelumnya menetapkan larangan mudik pada 6-17 Mei 2021.
Pemerintah juga telah memberlakukan pengetatan mudik di masa sebelum dan sesudah larangan mudik yakni pada 22 April sampai 5 Mei 2021 dan 18 Mei sampai 24 Mei 2021.
Komnas KIPI bersama Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah mengkaji segmentasi usia penerima vaksin virus corona (Covid-19) AstraZeneca di Indonesia.
Kajian itu belum rampung lantaran masih butuh banyak data KIPI yang dialami penerima vaksin AstraZeneca di tanah air. Kajian itu juga dilakukan mengingat adanya laporan dari berbagai negara tentang kejadian pembekuan darah pasca vaksinasi yang mayoritas dialami usia non-lansia.