Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) mengatakan hasil autopsi jenazah Trio Fauqi Virdaus akan keluar dalam waktu satu sampai dua minggu ke depan. Pengambilan sampel dari jenazah telah selesai kemarin, Senin (24/5).
Proses autopsi dilakukan guna mengidentifikasi penyebab kematian Trio. Pria berusia 22 tahun itu meninggal sehari usai menerima suntikan dosis pertama vaksin AstraZeneca di Istora Senayan, 5 Mei lalu.
"Iya, sudah autopsi. Proses 1-2 minggu," kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Selasa (25/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kakak tertua Trio, Viki mengatakan pihak keluarga ikut menyaksikan proses pengambilan sampel dari jenazah sang adik. Ia menceritakan proses pengangkatan jenazah dilakukan sekitar pukul 07.00 WIB.
Jenazah kemudian dibawa ke RSCM Jakarta untuk pengambilan sampel. Setelah selesai diautopsi, jenazah kemudian kembali dikebumikan pada pukul 16.00 WIB di hari yang sama.
Viki menyebut proses pengambilan sampel autopsi dilakukan dengan hati-hati sebab jenazah Trio sudah dikebumikan sejak 6 Mei lalu.
"Kalau untuk lamanya proses hasil autopsi keluar, RSCM tidak bisa memastikan karena butuh ketelitian dan kehati-hatian. Karena kondisi jenazah yang sudah lama dimakamkan," kata Viki kepada CNNIndonesia.com, Selasa (25/5).
Viki menyebut dalam pelaksanaan proses pengambilan jenazah Trio turut disaksikan perwakilan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Komnas KIPI, sekretariat RT/RW, hingga Polres Jakarta Timur.
Menurutnya, beberapa sampel organ Trio diteliti, seperti bekas suntikan di lengan, organ dalam seperti paru-paru dan otak, juga kulit.
"Sebelum pelaksanaan autopsi saya dijelaskan dari RSCM bahwa akan dilakukan uji yang menggunakan metode patologi klinis, patologi anatomi, patologi mikrofil dan makrofil," ujarnya.
Viki berharap proses autopsi jenazah adiknya dilakukan transparan. Ia menegaskan pihaknya tak bermaksud menghambat program vaksinasi Covid-19 dengan menyetujui autopsi sang adik karena meninggal sehari setelah disuntik vaksin.
"Keyakinan akan lebih baik jika dibuktikan oleh hasil autopsi, apapun hasilnya pihak keluarga akan menerima hal itu," katanya.
Sementara itu, salah satu staf humas di RSCM saat ditemui CNNIndonesia.com mengatakan tak berwenang untuk memberikan keterangan perihal perkembangan autopsi. Staf humas itu mengatakan semua pernyataan terkait hal itu merupakan kewenangan Komnas KIPI atau Kemenkes.
"RSCM hanya sebagai tempat pemeriksaan. Hasil nanti juga kita berikan ke Komnas KIPI," kata staf yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Sebelumnya Ketua Komnas KIPI Hindra berharap proses autopsi dapat menemukan titik terang keterkaitan kematian Trio dengan vaksinasi. Menurutnya, belum ada cukup data untuk diagnosis penyebab kematian Trio usai vaksinasi.
Untuk itu, Komnas KIPI meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan uji toksisitas dan sterilitas.
(khr/fra)