Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat lekas divaksinasi virus corona (Covid-19) tanpa takut efek samping yang akan dirasakan.
Dia mengatakan vaksin yang ada saat ini masih manjur dan efektif. Tidak menutup kemungkinan vaksin yang ada sekarang jadi tidak efektif ketika muncul banyak mutasi atau varian virus corona baru.
"Dampak varian, vaksin ini masih efektif. Tidak usah takut, buruan divaksin sebelum keburu vaksinnya tidak mempan lagi dengan virusnya," kata Nadia dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube BINUSTV Channel, Jumat (11/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nadia menjelaskan bahwa saat ini Indonesia sudah berhasil mengidentifikasi 70 kasus mutasi virus SARS-CoV-2 yang tergolong 'Variant of Concern (VoC)', yang berhasil teridentifikasi di Indonesia berdasarkan hasil Whole Genome Sequence (WGS) secara berkala. Rinciannya, 34 kasus B1617, 31 kasus B117, dan 5 kasus B1351.
Kasus-kasus virus corona varian baru itu sudah tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Meski begitu, Nadia mengatakan hingga saat ini vaksin Covid-19 yang ada masih cukup kuat dan efektif. Merujuk hasil penelitian lembaga kesehatan di Inggris (PHE), dia menyatakan bahwa dua dosis vaksin AstraZeneca 66 persen efektif mengurangi gejala kesakitan dari varian Covid-19 B117.
Sementara satu dosis vaksin AstraZeneca 50 persen efektif mengurangi gejala kesakitan dari varian B117 setelah 3 minggu disuntikkan.
Penelitian yang dilakukan oleh PHE dalam rentang waktu 5 April hingga 16 Mei 2021 ini juga menyatakan bahwa dua dosis vaksin AstraZeneca 60 persen efektif mengurangi gejala kesakitan dari varian B1617 asal India.
Pemberian satu dosis vaksin AstraZeneca 33 persen efektif mengurangi gejala kesakitan dari varian B1617 pasca 3 minggu vaksin tersebut disuntikkan.
Kemudian vaksin dari perusahaan farmasi Pfizer disebut 88 persen efektif melawan gejala dari B1617 setelah pemberian dua dosis vaksin, dan 93 persen efektif melawan varian B117.
"Jadi masih sangat efektif, mau itu Pfizer, AstraZeneca atau Novavax. Abaikan saja ilmuwan yang ngomong 'oh ini turun, oh ini seperti ini', ya tidak apa-apa toh ilmuwan sudah divaksin juga," ungkapnya.
(khr/bmw)