Dilema Warga PPKM Level 4: Penting tapi Serbasalah-Serbasusah
Pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai 20 hingga 25 Juli 2021. Perpanjangan dilakukan setelah lonjakan kasus Covid-19 dinilai belum menunjukkan pelandaian.
Dalam perpanjangan itu, pemerintah tidak lagi menggunakan istilah PPKM Darurat melainkan PPKM Level 4. Ini sesuai dengan isi Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4 Covid-19 di Wilayah Jawa dan Bali.
Aturan PPKM Level 4 tidak jauh berbeda dari aturan PPKM Darurat: Warung makan, rumah makan, kafe, pedagang kaki lima, lapak jajanan, hanya menerima delivery/take away dan tidak menerima makan di tempat.
Banyak warga yang mengaku dilema atas perpanjangan PPKM. Di satu sisi mereka ingin kasus covid-19 melandai, namun di sisi lain harus menerima konsekuensi berat: urusan dapur.
Ringankan Kerja Nakes
Gyta Permata (26), tenaga kesehatan di RS Jakarta Timur mengaku setuju dengan perpanjangan PPKM. Menurutnya, kebijakan itu bisa membantu tenaga kesehatan (nakes) dalam menangani kasus covid-19.
Namun, ia juga menilai perpanjangan tersebut masih harus dievaluasi. Mengingat perpanjangan hanya lima hari.
"Saya sih setuju karena ini kan merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah ya untuk menekan angka penyebaran covid-19 ini. Tapi, kalau menurut saya tetap harus dievaluasi ya. Ini kan dicoba diperpanjang selama 5 hari kita lihat lagi kita evaluasi lagi," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (22/7).
Selama perpanjangan PPKM, Gyta berharap ada perubahan sikap baik dari sisi masyarakat. Ia menyebut masyarakat harus mulai patuh terhadap protokol kesehatan. Selain itu, ia juga mengatakan agar tes covid-19 juga semakin banyak.
"Semoga kesadaran masyarakat juga meningkat. tes juga meningkat. Tapi sekarang alhamdulilah-nya sudah mulai banyak masyarakat yang mau tes kalau ada gejala sedikit pun juga," ucapnya.
Situasi Serbasusah
Sementara itu, Endang (30), seorang penjaga warung kopi di Jagakarsa, Jakarta Selatan mengatakan bingung terhadap situasi saat ini.
Ia menilai PPKM darurat selama dua pekan kemarin tidak memberi dampak berarti terkait penurunan kasus. Di sisi lain, kebijakan itu juga membuatnya susah. Sebab, selama PPKM darurat diberlakukan pelanggannya berkurang.
Sebelumnya warkop Endang bisa buka sampai 24 jam, namun sejak PPKM waktu buka menjadi terbatas. Selain itu, kata dia, banyak pelanggannya yang takut dirazia ketika hendak memesan makanan atau minuman di tempatnya.
"Mau mengurangi penyakit covid juga susah sih. Jadinya dua-duanya enggak menang. Jadi susah serbasalah covid-19 enggak turun, pedagang juga susah," ucap Endang kepada CNNIndonesia.com, Kamis (22/7).
"Perbedaannya jauh, kalau normal Alhamdulilah. Tapi kalau diperpanjang mah jadi modelan yang mau makan takut dirazia," imbuhnya.
Endang mengaku akan setuju PPKM diperpanjang, jika pemerintah menjamin kebutuhan rakyat. Sebab, selama ini belum pernah ada satu pun bantuan dari pemerintah yang diterimanya. Padahal, selama PPKM penghasilannya mengalami penurunan yang signifikan.
"Gimana ya, jadi berkurang (pendapatan) sih selama pembatasan. Berkurangnya pasti drastis. Kalau diperpanjang, harusnya mah ada jaminan," ujarnya.
"Harus ada kebijaksanaannya lah dari pemerintah. harusnya mah dengerin aspirasi rakyat buat pedagang-pedagang kecil," tambah Endang.
Simak selanjutnya: Percuma diperpanjang..