Cerita dari Balik Dering Hotline Darurat Covid di Yogyakarta

CNN Indonesia
Senin, 26 Jul 2021 11:42 WIB
TRC BPBD DIY mencatat sebulan terakhir panggilan darurat meminta bantuan darurat pasien Covid-19.lewat saluran hotline makin intens saban sore.
Tenaga medis pos kesehatan Arief Dhamar berpose di Posko Dukungan Operasi Satgas Penanganan COVID-19 DIY, Kantor TRC BPBD DIY di Yogyakarta. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

TRC BPBD sendiri telah mengusulkan kepada Pemda DIY agar jumlah shelter penampungan pasien Covid-19 di tingkat dusun maupun desa lebih diperbanyak sesegera mungkin. Fasilitas kesehatan darurat ini bisa dimanfaatkan untuk mengakomodir pasien bergejala ringan hingga sedang.

Indra mengatakan pihaknya menilai lewat keberadaan shelter, pengawasan pasien menjadi terpusat sehingga mempermudah koordinasi penanganan jika tiba-tiba terjadi sesuatu pada pasien. Dirinya menjamin fasilitas ini lebih memadai dari segi pengawasan, kebutuhan logisitik, serta obat-obatan ketimbang di rumah masing-masing pasien.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di satu sisi, warga juga diimbau tak semata-mata mengandalkan pengawasan dari puskesmas yang menurut monitoring Indra dkk masih belum bisa maksimal di tengah penanganan lonjakan Covid ini. Dalam artian tidak semua fasyankes ini melakukan pemantauan terhadap pasien isoman selama 24 jam penuh atau berkala.

"Tadi yang saya sampaikan ketika situasi orang isoman kondisinya sedang di diagnosanya, kalau itu tidak segera diikuti dengan penguatan intervensi kesehatan itu akan semakin memburuk dan kalau sudah buruk susah untuk menempatkan," tegasnya.

Di samping itu, TRC BPBD turut mengusulkan kepada Pemda DIY untuk segera membuka rumah sakit khusus pasien infeksius dengan kapasitas minimal 400-500 ranjang.

Menurutnya, bangunan Jogja Expo Center (JEC) di Banguntapan, Bantul, cocok disulap untuk rumah sakit darurat ini. Mengingat lokasinya yang strategis bagi seluruh kabupaten/kota, serta tempatnya pun cukup luas untuk bisa dilengkapi fasilitas pendukung.

"Sehingga yang tidak bisa terlayani di rumah sakit rujukan bisa digeser ke situ dulu. Kedua, yaitu aktivasi puskesmas untuk emergency 24 jam. Ketiga kalau ada ya homecare. Ya itulah upaya-upaya yang kami rekomendasikan," pungkasnya.

Sementara hasil pendataan TRC BPBD DIY lewat berdasarkan giat penanganan jenazah dan pemakaman pasien Covid-19, tercatat 417 pelaku isoman meninggal dunia sepanjang 20 Juni - 21 Juli 2021.

Ratusan pasien ini meninggal sebelum mendapat penanganan rumah sakit. Sebagian dilaporkan wafat di rumah masing-masing, sisanya saat dalam perjalanan menuju fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

(kid/kum/kid)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER