ANALISIS

Rekor Angka Kematian dan Kebijakan Tanggung Pandemi Covid

CNN Indonesia
Selasa, 27 Jul 2021 18:01 WIB
PPKM Darurat dinilai tak berdampak pada penurunan kasus kematian terkait Covid-19 lantaran tak bisa menekan mobilitas mayoritas warga dalam periode infeksi.
Ilustrasi karantina wilayah. (Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Masalahnya, kata Windhu, pemerintah tak belajar dari penerapan pembatasan sosial yang memberi pelonggaran. Hal itu hanya akan memberi kelonggaran terhadap warga untuk bergerak yang justru berpotensi memicu peningkatan kasus.

"Kebijakan sekarang nambah tanggung. PPKM level-level itu membuat pelonggaran padahal positif rate tinggi kasus menanjak kematian naik," katanya.

"Kita melakukan PPKM darurat hampir 18 hari, positivity rate makin meningkat, kasus kematian meningkat. Ini karena kita enggak mau belajar. PPKM itu tidak ada penghentian mobilitas," cetus dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Windhu pun meminta "Lockdown di daerah dengan satu kesatuan epidemiologi, seperti Jawa-Bali".

Senada, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Hermawan Saputra menyatakan aturan pembatasan pada PPKM hanya membatasi pergerakan ke pusat-pusat perkantoran.

"Kan rata-rata di DKI perkantoran. Karena perkantoran dengan dibatasi, maka kasus memang akan melandai," ujar dia.

"Tapi, secara kumulatif nasional tidak. Kasus hanya bergeser dari kota ke daerah pinggiran. Jabar, Jateng, Jatim," terangnya.


Berdasarkan data LaporCovid-19, misalnya, hingga 25 Juli sedikitnya ada 2.641 pasien yang meninggal saat menjalani isolasi dan tanpa penanganan tenaga medis.Hermawan pun menilai jumlah kasus kematian bisa lebih tinggi daripada yang dilaporkan Satgas Covid-19.

"[kasus kematian] seperti fenomena gunung es, yang tidak terlaporkan itu jauh lebih besar ketimbang data harian yang diumumkan. Termasuk angka kematian yang tinggi," tandas dia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sebelumnya menduga tingginya angka kematian selama Juli akibat beberapa faktor. Mulai dari kapasitas keterisian rumah yang penuh, faktor komorbid, hingga tak tertangani saat isolasi.

Selain itu, berdasarkan tinjauan di lapangan, kata dia, tingginya angka kematian juga sebagian disebabkan karena mereka umumnya belum menerima vaksin.

(thr/arh)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER