Spesimen Acak, Sulbar Disebut Belum Tentu Bebas Varian Delta

khr | CNN Indonesia
Selasa, 07 Sep 2021 16:49 WIB
Belum terdeteksinya spesimen varian delta di Sulbar bukan berarti kasus tersebut benar-benar tak ada di wilayah itu.
Ilustrasi pemeriksaan spesimen Covid-19. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan menyebut belum terdeteksinya spesimen Virus Corona varian Delta di Sulawesi Barat tak berarti kasus tersebut benar-benar nihil di daerah itu. Pasalnya, pemilihan spesimen Covid-19 dilakukan secara acak.

Varian Delta B1617.2 diketahui telah menyebar di 33 provinsi Indonesia kecuali Sulbar, sejak 27 Agustus hingga kini. Kemenkes pun sejauh ini telah melakukan pemeriksaan terhadap 23 spesimen di Sulbar, namun masih belum mengidentifikasi varian Delta.

"Seperti yang kita sampaikan, kalau sampai saat ini belum terdeteksi bukan berarti tidak ada. Hal itu karena pemilihan secara acak spesimen positif," kata Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, kepada CNNIndonesia.com, Selasa (7/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Per 3 September, varian Delta di RI mencapai 2.266 kasus, disusul dua 'Variant of Concern' lainnya, yakni varian Alfa B117 dengan 64 kasus, dan varian Beta B1351 yang berjumlah 17 kasus.

Ribuan temuan varian itu teridentifikasi di Indonesia berdasarkan hasil pencarian strain virus baru menggunakan metode whole genome sequencing (WGS) terhadap 5.815 spesimen.

"Varian Delta menjadi mayoritas hasil sequencing di Indonesia," kata Nadia, yang juga menjabat Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes itu.

Lebih lanjut, Nadia lantas memastikan pemerintah terus berupaya menggencarkan pemeriksaan WGS pada sampel acak warga.

d

Sampel yang 'diincar', adalah yang hasil Cycle Threshold (CT) dari PCR swabnya menunjukkan angka di bawah 30, hingga sampel milik mereka yang masih terpapar Covid-19 meski sudah lengkap mendapatkan vaksin.

Nadia juga meminta para kepala daerah mendukung peningkatan pemeriksaan WGS guna mengidentifikasi varian-varian baru.

"Jika muncul klaster-klaster besar, atau jika ditemukan kasus covid-19 pada individu yang telah mendapat vaksinasi, untuk bisa dikonsultasikan untuk bisa diambil sampel sequencing-nya," ujar Nadia.

Varian Delta yang pertama kali ditemukan di India ini memang menjadi perhatian global. Kemenkes menyebut, kecepatan penularan varian Delta 6-8 kali dari varian covid-19 lainnya, sehingga mampu menciptakan penularan yang eksponensial.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono juga menilai sebaran varian corona baru seperti varian B.1.621 atau yang disebut varian Mu, tingkat penularannya masih tak sehebat varian Delta yang cepat menular dari satu orang ke orang lain.

Berdasarkan laporan per data 3 September 2021 yang baru diunggah Balitbangkes Kemenkes melalui laman https://www.litbang.kemkes.go.id/ baru-baru ini.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan temuan varian Delta terbanyak, yakni 777 kasus, disusul Jawa Barat dengan 322 kasus, dan Kalimantan Timur dengan 299 kasus.

(arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER