Dirinya mengetahui sang adik masuk dalam 41 orang yang meninggal dalam insiden kebakaran itu berdasarkan kiriman video soal insiden di Blok C2 dan informasi dari pihak Lapas.
"Awalnya dapat informasi itu tadi subuh, ada yang kirim video, terus ada yang telepon dari lapas. Saya langsung ke sini (RSUD Tangerang)," ujarnya.
"Kebetulan saya tahu bahwa adik saya M Yusuf berada di Blok C2 itu," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga korban kebakaran, Angeline, yang sudah menyerahkan sejumlah barang pribadi milik korban, Petra, ke Posko Ante Mortem RS Polri, menyebut napi tersebut mestinya bebas tahun depan.
"Dia mau keluar penjara bulan Februari 2022 dapat potongan remisi," kata Angeline.
Nuryati, kerabat salah satu napi, mengatakan pikirannya tidak keruan usai menonton berita soal kebakaran di lapas yang dihuni oleh puteranya, Ujang.
Ia mengaku sempat menangis dan menjerit meminta pertolongan warga di sekitar tempat tinggalnya untuk mengantarkannya ke Lapas Kelas I Tangerang.
"Rasanya mau pingsan," ucap Nuryati, Rabu (8/9) dikutip dari Antara.
Namun, ia kini sudah lega setelah mendapatkan informasi bahwa putranya selamat dari insiden kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang.
Menurut dia, putranya hanya mengalami luka di bagian kaki akibat tertimpa reruntuhan bangunan dan sudah mendapatkan perawatan medis, serta dipindahkan ke blok lain.
"Alhamdulillah anak saya selamat," katanya.
Lihat Juga : |
Insiden kebakaran di Lapas Tangerang itu menewaskan 41 orang, yang mayoritas merupakan napi kasus narkoba. Diduga, kebakaran akibat korsleting listrik dengan titik api berasal dari plafon.
Selain di Lapas Tangerang, Polisi juga membuka posko ante mortem RS Polri Kramat Jati di untuk mengumpulkan data korban kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang dari pihak keluarga.
Sementara RSUD Tangerang menjadi tempat perawatan para napi yang selamat.
(mts/antara/arh)