Survei: 60 Persen Ortu Khawatir Penularan Covid di Sekolah
Media Survei Nasional (Median) menemukan bahwa mayoritas orang tua masih khawatir dengan penularan Covid-19 yang terjadi di sekolah saat pembelajaran tatap muka (PTM) dimulai.
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, menjelaskan ada perasaan campur aduk di kalangan orang tua karena ingin anaknya kembali ke sekolah, namun di saat yang sama tidak ingin buah hati mereka terkena Covid-19. Sebanyak 60,7 persen orang tua khawatir, 24,3 persen mengaku tidak khawatir dengan PTM, dan 15 persen orang tua mengaku tidak tahu.
"Jadi 60 persennya itu menjawab khawatir, yang tidak khawatir itu 24,3 persen, jadi ini ada perasaan bercampur, pada saat yang sama ingin sekolah tatap muka, tapi juga khawatir," kata Rico dalam diskusi virtual di YouTube, Rabu (9/9).
Survei ini dilakukan Median bersama Party Watch Institute terkait persepsi publik terhadap pembelajaran jarak jauh (PJJ), vaksinasi, dan pembatasan sosial.
Data diambil pada 19-26 Agustus 2021, responden merupakan warga yang memiliki hak pilih berusia 17 tahun ke atas. Sebanyak 1.000 responden di 34 provinsi Indonesia diikutsertakan dengan margin of error 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei itu juga menjelaskan sejumlah alasan responden khawatir dengan penularan Covid-19 di sekolah.
Sekitar 20 persen beralasan karena pandemi Covid-19 belum berakhir, 14 persen responden beralasan karena belum semua orang menerima vaksin Covid-19.
Survei juga menemukan 12 persen takut karena menilai penularan Covid-19 sangat cepat, 10 persen khawatir akan protokol kesehatan, 4 persen khawatir terjadi penularan ke orang tua.
Selain itu ada 2,3 persen khawatir dengan kehadiran varian delta, 2 persen khawatir penularan karena ruang tertutup, dan 1 persen khawatir karena ada pernah kasus Covid-19.
"Jadi ini ada kekhawatiran-kekhawatiran yang dimiliki oleh orang tua," kata dia.
Survei juga merinci sejumlah alasan responden tidak khawatir dengan penularan Covid-19 di sekolah.
Berdasarkan temuan survei, sebanyak 20 persen responden tidak khawatir karena sudah divaksinasi Covid-19, 17,5 persen karena menjalankan protokol kesehatan, 11 persen tidak takut karena anaknya sudah bosan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Selain itu ada 6,5 persen tidak khawatir karena waktu di sekolah sudah diatur agar tak terjadi kerumunan, 4 persen orang tua menilai anak sudah butuh PTM, 2 persen tidak khawatir karena sekolah sudah disemprot disinfektan, dan 1 persen tidak takut karena sekolah sudah menegakkan protokol kesehatan.
Rico menambahkan mayoritas orang tua memandang anaknya sudah bosan dengan PJJ berdomisili di Jawa sebanyak 41,7 persen dan luar jawa 39,3 persen.
Tantangan PJJ
Rico mengatakan sebagian besar anak yang menerapkan PJJ masih mengalami kendala fasilitas terutama koneksi internet.
"Sebagian besar tantangan yang dihadapi oleh anak dalam PJJ ialah fasilitas pendukung terutama masalah koneksi internet yang buruk dan perangkat serta kurikulum yang sulit diikuti," tuturnya.
Sebanyak 62,7 persen responden mengaku tantangan berupa koneksi internet yang buruk, 48,7 persen tidak memiliki ponsel yang kompatibel, 42 persen mengaku sulit untuk diikuti, 40,7 persen mengaku tidak ada motivasi untuk PJJ.
Kemudian ada 38 persen mengaku kehilangan teman sehingga tak ingin PJJ, 34 persen mengaku terganggu oleh anggota keluarga lainnya, dan 33,3 persen tidak memiliki laptop yang kompatibel.
Lihat Juga :UPDATE CORONA 9 SEPTEMBER Kasus Covid Tambah 5.990 Pasien, Meninggal Dunia 334 Orang |