Demi menyiasati keterbatasan dalam menjaga laut RI, Sekretaris Utama Bakamla Laksda S Irawan, menyatakan pihaknya juga bekerja sama untuk meminjam ke TNI AL atau menyewa jika pemantauan udara dibutuhkan.
"Kami kerja sama dengan Kogabwilhan, khususnya wilayah Natuna Utara ini, kami ke Kogabwilhan I dan TNI AU untuk kita melaksanakan kerja sama pemantauan udara," kata dia.
Lihat Juga : |
Di sisi lain, Irwan juga mengungkapkan kondisi kapal-kapal Bakamla yang memprihatinkan. Menurutnya, keadaan Laut China Selatan dan Natuna Utara masih dinamis dan bahkan memanas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu terlihat dari keberadaan kapal induk Amerika Serikat yang berada di jarak jarak 50 nautical mile (setara 1.852 kilometer) dari Natuna. Sementara, kapal-kapal Bakamla justru belum bisa beroperasi penuh.
Keterbatasan ini, menurut Irwan, berimbas pada pengawasan Bakamla yang tidak bisa optimal. Sehingga, banyak kapal asing memasuki wilayah perairan Indonesia.
"Sampai saat ini pun, bahan bakar kita tidak ada. Kapal kita siap untuk berlayar dan patroli, tapi bahan bakar tidak ada. Sedangkan mereka ada di situ sejak lama, kapal-kapal Vietnam dan coast guard China," tutur Irwan.