Dari gedung wakil rakyat di Jakarta, baik pimpinan DPR maupun Komisi III yang bermitra dengan Polri pun turut bersuara keras menanggapi aksi represif polisi saat pengamanan aksi mahasiswa di Tangerang.
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad meminta Polri mengingatkan kembali jajarannya untuk mengikuti protap dalam menghadapi aksi demonstrasi. Ini menyusul insiden seorang anggota kepolisian membanting mahasiswa UIN SMH Banten, Fariz.
"Ke depan kita minta kepada jajaran kepolisian untuk kembali menyegarkan kepada aparat protap soal penanganan demo, sehingga kita harapkan tidak terjadi lagi hal-hal seperti ini," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (14/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia yang juga Ketua Harian DPP Gerindra itu mengatakan kepolisian juga harus mengusut kasus ini secara profesional, meskipun petugas yang membanting ala smackdown itu sudah menyampaikan permintaan maaf kepada korban.
"Saat ini sedang diproses di Propam Polda Banten maupun di Mabes Polri. Oleh karena itu nanti kita serahkan saja ke Propam mengenai penegakan hukumnya," ujarnya.
Serupa Dasco, anggota Komisi III DPR RI Hinca Pandjaitan berharap pimpinan kepolisian bertanggung jawab atas salah satu anggota Polresta Tangerang yang membanting ala smackdown mahasiswa. Menurutnya, pimpinan kepolisian wilayah itu dapat dicopot dari jabatannya.
Pencopotan itu, kata dia, bisa dilakukan seperti yang dilakukan Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak yang mencopot AKP Janpiter Napitupulu dari jabatannya sebagai Kapolsek Percut Sei Tuan.
Janpiter dicopot lantaran dianggap tidak profesional dalam menyelidiki kasus penganiayaan di Pasar Gambir, Deli Serdang, Sumatera Utara.
"Saya beri apresiasi Kapolda yang langsung copot Kapolseknya. Itu paling tidak tanggung jawab ke atasnya. Jadi, yang ini juga bisa dipakai untuk tanggung jawab satu tingkat ke atasnya. Bisa ditiru (kebijakan) Pak Panca Simanjuntak," kata Hinca di depan Gedung AHU, Kemenkumham pada Kamis (14/10).
Hinca juga berpendapat, kepolisian harus introspeksi setelah aksi brutal yang dilakukan oleh salah satu anggotanya itu.
Ia menyebut, kepolisian harus presisi sebagaimana yang pernah diucapkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat uji kepatutan dan kelayakan. Presisi adalah singkatan dari prediktif, responsibilitas, transparansi, berkeadilan.
"Semakin ke bawah harus semakin disiplin untuk memastikan presisi itu. Saya kira, arahan sudah jelas. Sebagai penegak hukum, tidak boleh anarkis, tidak boleh represif, tetap humanis. Itu lah seharusnya polisi kita," ujarnya.
Sebelumnya, mahasiswa dibanting polisi saat melakukan unjuk rasa di depan Kantor Bupati Tangerang di Tigaraksa, Rabu (13/10). Mahasiswa itu langsung jatuh pingsan setelah mendapatkan bantingan ala smackdown dari aparat kepolisian yang melakukan pengamanan aksi tersebut.
Melihat aksi personelnya tersebut Kapolda Banten, Irjen Rudy Heriyanto lantas meminta maaf secara langsung. Ia menyatakan pihaknya akan memberikan tindakan tegas kepada personelnya setelah melakukan pemeriksaan internal.