Bernama ABCDEF GHIJK Zuzu, Bocah Sumsel Viral usai Vaksinasi

CNN Indonesia
Kamis, 21 Okt 2021 12:57 WIB
Ilustrasi vaksinasi siswa. Bocah bernama ABCDEF GHIJK Zuzu viral usai vaksinasi. (Foto: ANTARA Foto/ARNAS PADDA)
Palembang, CNN Indonesia --

Nama seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) asal Muara Enim, Sumatera Selatan, menjadi viral usai pelaksanaan vaksinasi karena terdiri dari urutan abjad, yakni ABCDEF GHIJK Zuzu.

Vaksinasi itu sendiri dilakukan di Klinik Polres Muara Enim, Minggu (20/10).

Zulfahmi (41), ayah dari siswa  siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ujanmas, Muara Enim ini, mengaku pemberian nama abjad itu sudah direncanakan sejak belum menikah dengan istrinya, Zuhro Liani (36), alias lima tahun sebelum Adef--sapaan akrab bocah bernama unik ini--lahir.

Harapannya, sang anaknya bisa menguasai bahasa.

"Awalnya, saat saya berencana mau kasih nama itu, keluarga kurang respons, kurang setuju dengan pemberian nama itu. Tapi akhirnya semuanya menerima. Kalau istri saya sudah terserah saya, setuju. Asalkan tidak asal, dan maknanya ini dalam," ujar Zulfahmi saat diwawancarai CNNIndonesia.com, Senin (21/10).

Sementara, lanjutnya, nama belakang Zuzu merupakan gabungan dari nama depan Zulfahmi dan Zuhro, kedua orang tua Adef, yang merupakan anak sulung dari tiga bersaudara.

Meski begitu, Zulfahmi memberi nama yang lazim kepada kedua adik Adef, yakni Attur (10) dan Ammar (2) karena ingin membawa unsur islami.

"Sebenarnya masih ada dua rangkaian abjad yang bisa dipakai 'NOPQ RSTUV, dan XYZ yang bisa dibaca 'Siz'. Tapi akhirnya kami memutuskan ambil salah satu surat di Al Quran untuk anak kedua At-Tur, dan anak ketiga Ammar lebih lazim lagi namanya," jelas dia.

Infografis Daftar Jumlah Penduduk RI per Provinsi. (Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian)

"Belakangnya pakai Zuzu semua, singkatan nama saya dan istri," lanjut pria yang berprofesi sebagai perangkat desa di Desa Ujan Mas Baru, Kecamatan Ujan Mas, Muara Enim ini.

Awal-awal bersekolah, kata Zulkifli, Adef seringkali murung karena dirundung teman-temannya akibat nama unik itu. Bentuk perundungannya adalah panggilan 'Abjad', 'Alfabet', hingga memplesetkan namanya menjadi nama lain.

Pada usia 8-9 tahun, Adef pun selalu melapor kepada ayahnya bila dirundung akibat namanya yang unik tersebut.

"Awalnya ada, dia diolok, jadinya malu. Tapi dari pihak keluarga kasih support, dijelaskan karena makna dari namanya ini sangat bagus. Suatu saat, kata saya ke Adef, nanti kamu akan sangat bangga punya nama ini," ujar Zul.

"Akhirnya sejak umur 11 tahun sampai sekarang, dia tidak lagi merasa malu. Malah plong, mulai bangga dengan namanya karena lain daripada yang lain, selalu jadi perhatian orang lain juga," imbuhnya.

Zulfahmi tidak muluk-muluk berharap Adef menjadi orang sukses, kaya, atau berhasil di kemudian hari. Namun dirinya berharap dengan nama yang disandang anak sulungya tersebut, bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

"Kalau Adef maunya jadi pemain sepak bola, kaget juga saya karena anaknya agak pemalu. Tapi saya tidak melarang, terserah dia mau jadi apa, tugas saya hanya memberikan support dan mendidik dia dengan baik saja," ungkap Zulfahmi.

Pemerintah sendiri tidak memberi larangan nama unik selama tak terlalu panjang lantaran tak muat dalam kolom pengisian identitas penduduk.

(idz/arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK