Sebanyak 46 santri dan pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Babussalam, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok dinyatakan positif virus corona (Covid-19). Puluhan orang itu dilaporkan dengan status tanpa gejala alias OTG.
Camat Cimanggis Abdul Rahman menyebut puluhan santri dan pengasuh itu kini menjalani isolasi mandiri (Isoman) di Ponpes. Kegiatan belajar mengajar (KBM) pun kembali dilakukan secara daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Lihat Juga :![]() UPDATE CORONA 22 OKTOBER Positif Covid-19 Bertambah 760, Pasien Sembuh 1.231 Orang |
"Atas saran teman-teman tenaga kesehatan, Ponpes layak jadi tempat isolasi. Mereka tetap menjalankan KBM untuk sementara daring," kata pria yang akrab disapa Abra itu kepada CNNIndonesia.com, Jumat (22/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abra mengatakan klaster Covid-19 ini berawal dari salah seorang siswa kelas VIII yang terinfeksi Covid-19 dengan status OTG pada 12 Oktober lalu.
Pihak Ponpes pun berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Depok untuk melakukan tracing pada 14 Oktober lalu. Sebanyak 55 orang diperiksa, dan 17 orang di antaranya dinyatakan positif Covid-19.
Tracing dilanjutkan pada 18 Oktober, dengan sasaran 143 orang murid maupun pengasuh Ponpes Babussalam. Dari penelusuran, 29 orang positif Covid-19. Secara keseluruhan kondisi mereka tidak memburuk.
"Untuk 17 santri yang kloter 14 Oktober akan selesai karantina pada 23 Oktober. Untuk yang isolasi tanggal 18 Oktober akan selesai 26 Oktober," ujar Abra.
Abra menyebut Ponpes dan Dinas Kesehatan sepakat untuk memperpanjang masa karantina hingga 14 hari dan bukan 10 hari sesuai ketentuan. Hal itu bertujuan untuk memberikan kepastian para santri dan pengasuh telah sembuh dari Covid-19.
Santri dan pengasuh Ponpes yang dinyatakan negatif Covid-19 menjalani isolasi di Ponpes Babussalam. Aktivitas mereka dibatasi dan hanya boleh berkegiatan di kamar masing-masing selama 14 hari.
"Untuk sementara tracing di Ponpes saja, belum ke masyarakat sekitar. Nanti kalau mungkin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka tracing-nya akan diperluas, karena memang anak-anak ini tidak berhubungan di luar pagar atau banyak interaksi dengan warga," ujar Abra.
(khr/fra)