Arief pun mengaku sempat dimarahi pihak keluarga yang menitipkan Trimah lantaran viralnya surat itu.
"Tadi pagi saya ditelepon salah satu anak Ibu Trimah, marah-marah karena viral. Saya sudah tegaskan tak berniat memojokkan keluarga dengan mengunggah di media sosial," ucap dia, yang mengaku tetap merahasiakan identitas anak-anak ibu Trimah.
"Saya bisa maklumi, memang sempat katakan akan membawa Ibu Trimah kembali pulang. Tetapi kami pastikan akan merawat Ibu Trimah dengan baik. Karena menjadi komitmen kami untuk merawat para lansia telantar," kata Arief.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, kata dia, Trimah sudah bisa cepat beradaptasi untuk menjadikan Griya Lansia sebagai rumah kedua di usia tuanya. "Saya kira dari Ibu Trimah sendiri akan senang dan ingin tetap tinggal di sini (Griya Lansia). Karena beliau juga betah di sini," tuturnya.
Griya Lansia pun tak mempermasalahkan apabila Trimah dibawa pulang kembali oleh anak-anaknya.
"Kami bisa dan akan merawat Ibu Trimah dengan baik. Dan itu bisa dirasakan oleh beliau hingga betah tinggal di Griya Lansia," ujar dia.
Terkait penanganan lansia, Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos Edi Suharto, pada Minggu (6/10/2019), sempat mewanti-wanti soal peningkatan populasi lansia sejalan dengan peningkatan kualitas hidup manusia di Indonesia.
Hasil Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) 2018 menunjukkan penduduk lansia di Indonesia mencapai 24,49 juta jiwa. Angka tersebut, kata dia, diprediksi akan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Atau dalam istilah lain, struktur demografi Indonesia tergolong berstruktur tua.
Edi pun menyarankan sejumlah hal. Pertama, membangun keluarga harus sadar akan kesehatan lansia secara utuh.
Kedua, pemerintah pusat dan daerah dituntut proaktif memberikan dukungan berupa kesempatan kerja sesuai kemampuan dan menyediakan ruang-ruang publik untuk mengekspresikan diri para lansia.
Lihat Juga : |
Misalnya, sarana peribadatan, layanan dukungan mental dan spiritual. Selain itu, diperlukan jaminan kesehatan lansia terlantar di panti jompo atau panti sosial "agar lansia merasa dipedulikan dan tidak terasingkan".
Ketiga, lanjut dia, penggunaan teknologi dalam mendukung layanan terhadap lansia agar mandiri dan tidak membebani keluarga. Misalnya, dengan memberikan akses layanan negara secara online, baik layanan konsultasi kesehatan, konsultasi ekonomi, dan sosial.
Keempat, pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan kemudahan pada lansia dalam penggunaan fasilitas umum. Di antaranya, puskesmas ramah lansia, fasilitas gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, pasar, terminal bus, stasiun kereta api, dan taman kota, dan sebagainya.
Baca berita selengkapnya di sini....
(arh/wis)