LIPUTAN KHUSUS

Relasi Jamaah Islamiyah, Taliban dan Al Qaeda

CNN Indonesia
Jumat, 31 Des 2021 08:50 WIB
Kalangan militan Jamaah Islamiyah, Taliban, Mujahidin Afghanistan dan Al Qaeda saling bersinggungan selama berjuang dan berlatih perang di Afghanistan.
Dahulu, milisi Taliban mayoritas anak muda dan berprofesi sebagai pelajar serta dosen namun mampu mengendalikan tank (AP/Abdul khaliq)

Ada sejumlah kelompok militan lain di Afghanistan selain Mujahidin dan orang-orang Indonesia. Mereka ahli persenjataan serta memiliki logistik untuk melancarkan aksi militer dan membuat bahan peledak.

Taliban

Nasir Abbas, mantan anggota Jamaah Islamiyah yang menimba ilmu militer di Afghanistan menyebut Taliban baru terlihat pada 1990-an. Ketika Rusia sudah angkat kaki sejak 1989.

Dalam Membongkar Jamaah Islamiyah (2005), Nasir Abbas menyebut pejuang Taliban terdiri dari para pelajar dan guru madrasah serta dosen di kampus di Pakistan. Akan tetapi, semua pejuangnya berbangsa Afghanistan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mayoritas pejuang Taliban berusia muda, tetapi mampu mengoperasikan tank dan pesawat tempur. Mereka ditempa di kamp militer dekat perbatasan Pakistan.

Merujuk Ensiklopedia Pengetahuan Dunia karangan Taufik Adi Susilo, Taliban merupakan kelompok yang didukung oleh Amerika Serikat dan Pakistan untuk menguasai Afghanistan setelah Rusia angkat kaki.

Pengamat terorisme Nasir Abbas menyampaikan pendapatnya saat diskusi mengenai ISIS di Jakarta, Kamis (19/3). Diskusi tersebut menyoroti upaya pencegahan penyebaran paham ISIS di Indonesia menyusul ditangkapnya puluhan WNI di perbatasan Turki-Suriah karena disinyalir akan bergabung dengan ISIS. ANTARA FOTO/Andika Wahyu/mes/15.Mantan petinggi Jamaah Islamiyah Nasir Abbas menyebut Taliban tak pernah ikut berjuang mengusir Rusia dari Afghanistan (ANTARA FOTO/Andika Wahyu/mes/15.)

Nasir Abbas menyebut Taliban tak pernah ikut berjuang melawan Rusia dan menggulingkan pemerintahan pro Uni Soviet yang dipimpin Presiden Najibullah.

Bahkan mereka pun tidak suka dengan rezim yang dipimpin Mujahidin Afghanistan sejak 1992 meski sama-sama memperjuangkan dasar syariat Islam.

Taliban, kata Nasir Abbas, menyerukan kepada kelompok Mujahidin agar melebur menjadi satu kelompok bersama mereka. Tujuannya, demi menghindari perpecahan umat Islam.

"Jika menolak, maka Taliban menyerang dan memerangi siapa saja yang tidak mau bergabung dengan kelompok pejuang Taliban termasuk orang-orang Asing," kata Nasir.

Sejak itu, orang-orang Indonesia mulai pulang ke tanah air karena tidak ingin terlibat konflik antara Mujahidin dengan Taliban. Kamp militer baru pun dibuat di Afghanistan oleh Jamaah Islamiyah.

Antara 1996-1997, Taliban menggulingkan pemerintahan yang dipimpin Mujahidin. Giliran mereka yang berada di pucuk pemerintahan Afghanistan. Sejak itu pula, para pejuang dari Arab masuk ke Afghanistan termasuk Osama Bin Laden.

Foto ekslusif Osama Bin Laden Pimpinan Al Qaeda, Osama Bin Laden (dok. United States Attorney)

Al Qaeda

Mulanya berbasis di Arab Saudi dan sekitarnya. Sempat menerima dana dari Amerika Serikat untuk memperkuat militer guna menghalau pengaruh Uni Soviet di Timur Tengah.

Setelah Rusia hengkang dan Uni Soviet runtuh, Osama Bin Laden berjihad atas nama Islam. Pada 1996, dia mengeluarkan fatwa pertamanya yang mendesak agar Amerika Serikat meninggalkan Arab Saudi.

Nasir Abbas menceritakan bahwa kelompok Al Qaeda baru santer terdengar setahun setelah Taliban menguasai Afghanistan atau sekitar 1998. Menurut dia, Taliban cenderung menerima para pejuang Arab.

"Pada waktu perjuangan Mujahidin Afghanistan yaitu sebelum zamannya pejuang Taliban memerintah, nama Al Qaeda tak pernah kedengaran di Afghanistan," kata Nasir Abbas.

Kala itu, nama Osama Bin Laden pun tak dikenal. Lebih tenar Abdullah Azzam yang dihormati banyak kalangan karena berwawasan luas.

Saat terjadi penyerangan gedung kembar World Trade Center (WTC) di Amerika Serikat pada 11 September 2001, Al Qaeda dituding sebagai dalang. Setelah itu, Amerika Serikat menginvasi Afghanistan dan menggulingkan pemerintah Taliban yang dituduh turut melindungi pimpinan Al Qaeda.

Sebelum orang-orang Indonesia pulang dari Afghanistan, koneksi dengan Al Qaeda sudah terjalin. Teror bom yang terjadi di tanah air pun bisa terlaksana tak lepas dari bantuan dana dari Al Qaeda.

(bmw/iam/mjo/bmw/gil)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER