Satgas IDI Minta Pemerintah Lebih Ketat Tangani Omicron
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mendorong pemerintah lebih serius menangani kasus varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron di Indonesia.
Menurutnya, pemerintah lebih baik melakukan penanganan terhadap varian Omicron di awal daripada kewalahan di akhir.
"Jauh lebih baik Omicron ini ditangani di awal, jangan longgar. Sehingga menyelamatkan fasilitas kesehatan dan ekonomi. Bismillah," kata Zubairi melalui cuitan di akun twitter pribadinya @ProfesorZubairi, Rabu (12/1).
CNNIndonesia.com telah diberi izin mengutip unggahan tersebut.
Sebelumnya, Zubairi juga menyebut Omicron memiliki karakteristik lebih cepat menular dari varian Covid-19 lainnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 10 Januari mencatat sebaran kasus Omicron di Indonesia sudah mencapai 506 kasus yang didominasi kasus dari para Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
Dengan melihat karakteristik Omicron, Zubairi memperkirakan kemungkinan sebaran kasus di masyarakat sudah banyak. Namun, itu belum terdeteksi surveilans pemeriksaan dari pemerintah.
Belum lagi sebaran kasus varian Delta di Indonesia yang masih terus meningkat. Kemenkes per 10 Januari juga mencatat kasus varian Delta sudah mencapai 7.256 kasus dan menyebar di 34 provinsi Indonesia.
"Omicron itu bak puncak gunung es. Kita tak tahu seberapa besar di bawah permukaannya. Belum lagi Delta yang masih 'mengambang' dan tetap mengancam," lanjut Zubairi.
Para ahli sudah mengatakan Omicron merupakan salah satu yang berperan besar dalam lonjakan kasus Covid-19 global, termasuk Indonesia. Hal itu dikarenakan varian tersebut memiliki tingkat penularan sangat tinggi.
Hal serupa juga disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom, menegaskan masyarakat tak boleh menyepelekan Omicron meski tidak lebih parah dari varian Delta.
Lihat Juga :UPDATE CORONA 12 JANUARI 2022 Positif Covid-19 Naik 646 Kasus, Angka Kematian Bertambah 6 Orang |