Sederet komplain terkait fasilitas sentra relokasi pedagang kaki lima (PKL) Malioboro, Kota Yogyakarta, disuarakan para pedagang.
Keluhan berupa munculnya genangan air setinggi mata kaki di Teras Malioboro 2, hingga masuknya air hujan di Teras Malioboro 1.
Roni Aryadi (35), salah seorang penjual topi di Teras Malioboro mengeluhkan soal genangan air yang muncul di setiap kali hujan deras.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sekitar lapak saya aman, tapi yang di sisi barat. Ini kan tanahnya miring (cekung), jadi air ke tengah (arah barat) semua, nggenang jadinya. Kalau lapak saya basah misal ada angin aja," kata dia ditemui di lapaknya, sisi timur Teras Malioboro 2, Jumat (4/2).
Roni menyarankan agar dibuat sistem saluran drainase yang lebih baik, apalagi untuk sekelas fasilitas pemerintah. Selebihnya, dia meyakini para pedagang bakal berupaya beradaptasi dengan situasi anyar ini.
"Ya kalau jualan ya masih ada hari-hari saya nggak laku itu ada. Tapi ya namanya adaptasi, dibanding saya jualan di Titik Nol itu ya jauh kalau sama sekarang," tuturnya.
Nunik (70), pedagang kaos di Teras Malioboro 2 menyebut genangan air yang muncul ketika hujan deras bisa sampai setinggi mata kaki. Air, menurutnya, masuk ke area lapak dari talang air.
"Itu lho, sambungan airnya pada bocor. Lalu anginnya kan juga kencang, bawa air kemarin itu," imbuh warga Sitisewu ini.
Dikarenakan para pedagang tak diperbolehkan membawa gerobaknya ke area lapak, Pariyem terpaksa menutup dagangannya dengan terpal. Karena tampias juga terjadi ketika hujan disertai angin.
"Kalau dulu dagang di trotoar, hujan bisa dimasuki ke gerobak. Ini nggak bisa. Jadi saya mohon ini dibenahi. Kita di sini sudah susah dagangan angel payune (susah terjual) karena masih sepi," keluh pedagang dari paguyuban Tri Darma itu.
Di Teras Malioboro 1, pedagang di lantai 3 mengeluhkan air hujan yang masuk dari sela-sela atap. Pariyem, adalah salah seorang PKL yang mengeluhkannya.
"Padahal kemarin itu baru hari pertama dagang, baru tata-tata, langsung hujan. Air kena angin, dagangan langsung saya gulung masukin lemari. Hari ini yang basah kuyup saya jemurin," kata pedagang dari Persatuan Pedagang Kaki Lima Yogyakarta (PPKLY) unit 37 ini.
Paryono, selaku Ketua PPKLY 37 menyebut air hujan masuk dari sela-sela atap di sisi selatan dan utara. Pihaknya akhirnya harus memfasilitasi tiap-tiap anggota dengan terpal untuk melindungi dagangan masing-masing.
"Saya pasang tenda juga, biar nanti misal dimarahin pemerintah. Yang penting aman dulu, tapi kami mohon dibenahi," tuturnya.
Masalah tak hanya muncul di kala hujan. Jika cuaca panas, udara di lantai 3 Teras Malioboro 1 bisa sangat pengap lantaran minimnya sirkulasi.
"Kalau siang panas sekali itu mulai jam 10 (pagi) ke atas karena ventilasinya kurang. Mbok ya dikasih kipas angin besar atau bagaimana gitu," saran Paryono.
(kum/isn)