"Sekarang mereka jualan di Teras (Malioboro 2) background-nya kayak enggak dapat, tiang-tiang apa, galvanis ya? Enggak tahu sih kalau di yang satunya (Teras Malioboro 1), belum coba," lanjutnya.
Pratiwi (32), penjaga salah satu butik batik merasa kesepian ditinggal para PKL yang dulunya berjualan di depan toko tempat ia bekerja. Dia serasa kehilangan teman berbagi keluh kesah dan tawa canda.
"Dulu di depan, selatan sana kan ada bapak-bapak, ibu-ibu jual kaos batik juga. Depan ini juga jual gelang-gelang. Kemarin katanya mereka pindah ke Teras 2 ya, sekarang jadi sepi," curhat Pratiwi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia cuma berharap kawasan Malioboro tetap ramai dikunjungi dan masih menjadi magnet wisatawan setelah relokasi ini.
"Ya enggak saingan juga sebetulnya. Malah kayak bisa ndatengin pembeli juga. Misal, oh ini dapet batik sepotong segini harganya di PKL, terus ke toko tahu segini harganya. Mbandingin harga ya meskipun banyak produk beda," kata Pratiwi.
Sebanyak 1.838 PKL yang biasa berjualan di kawasan Malioboro dipindah ke dua sentra baru per 1 Februari 2022.
Dua lokasi itu adalah Teras Malioboro 1 yang dulunya merupakan Gedung Bioskop Indra, dan Teras Malioboro 2 di bekas kantor Dinas Pariwisata DIY sebagai shelter sementara.
![]() |
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta telah melarang segala bentuk aktivitas dagang oleh PKL di sepanjang Jalan Malioboro.
Pemda DIY mengklaim maksud dari relokasi ini adalah mendirikan sentra PKL dengan mengedepankan aspek legalitas dan kenyamanan pedagang. Serta penataan sebagai bagian dari upaya Pemda DIY mengajukan sumbu filosofi sebagai warisan budaya ke UNESCO.
(kum/end)