Cerita TKI Bali Kerja di Ukraina: Ada Sirene, Berlindung di Bungker

CNN Indonesia
Senin, 07 Mar 2022 20:55 WIB
Foto aerial yang menunjukkan bangunan hancur di Ukraina karena serangan militer Rusia, 3 Maret 2022. (REUTERS/MAKSIM LEVIN)
Denpasar, CNN Indonesia --

Setidaknya sebanyak 26 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali yang dievakuasi dari Ukraina akhirnya tiba di Terminal Kedatangan Domestik, Bandara I Gusti Ngurah Rai, pada pukul 19:25 Wita, pada Senin (7/3).

Para PMI asal Bali itu semuanya adalah perempuan. Beberapa PMI atau tenaga kerja Indonesia (TKI) itu menceritakan pengalaman mereka ketika berada di episentrum serangan Rusia ke Ukraina.

Salah satunya Ni Wayan Sukerayani yang berasal dari Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali. Ia, menceritakan kondisi dirinya saat dia bekerja di Kiev yang merupakan Ibu Kota Ukraina.

Ia mengaku, sejak 24 Februari 2022 mereka harus berlindung di bungker yang telah disiapkan Pemerintah Ukraina ketika mendengar bunyi sirene.

"Kami, khususnya WNI, pagi-pagi jam tiga bangun sudah ada bunyi sirene. Kita berlindung ke bungker, kadang-kadang kita tidurnya dua jam dari tanggal 24 (Februari)," ujarnya saat ditemui di Bandara Ngurah Rai.

Ia juga mengaku tak jarang mendengar suara ledakan roket atau bom. Dan, sambungnya, suasana mencekam itu tentu saja membuatnya takut pula.

Kemudian pada 27 Februari, para WNI yang ada di sana dijemput pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kiev.

"Iya pasti (takut) karena mendengar suara ledakan. Kita dalam lindungan KBRI, kita tidak boleh keluar pas tanggal 27 kita dijemput perlindungan dan aman dan kita dikawal," jelasnya.

Sukerayani bekerja di Ukraina baru lima bulan dari kontrak kerjanya selama 1,5 tahun. Ia juga menyatakan bahwa bila situasi kondusif lagi di Ukraina ingin kembali ke negara itu.

"Kalau sudah baik pengen lagi ke Ukraina. Bosnya bagus hotelnya juga bagus, gajinya juga bagus," ujarnya.

Selain Sukerayani, Dewi yang berasa dari Singaraja, Buleleng pun menceritakan  situasi mencekam saat terjadi perang di sana. Ia pun mengaku merasa takut karena sering mendengar ledakan roket.

Dewi mengaku baru bekerja selama 9 bulan di Ukraina, dari masa kontrak selama 1,5 tahun. Ia pun memilih mengikuti anjuran pemerintah Indonesia guna dievakuasi dulu pulang ke nusantara.

"Iya pasti ketakutan, pastinya rugi tapi kan kita lebih menyelamatkan diri sendiri," kata Dewi.

(kdf/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK