Rangkuman Covid: 265 Balita Meninggal Corona, Saf Salat Rapat Lagi
Pemerintah mencatat jumlah kasus harian warga yang meninggal akibat terinfeksi virus corona (Covid-19) masih cukup tinggi saat kasus konfirmasi Covid-19 harian menurun di Indonesia.
Dari jumlah kasus kematian Covid-19 yang dilaporkan itu, 3 persen di antaranya datang daru usia di bawah 5 tahun.
Kasus didominasi dari warga lanjut usia (lansia), mereka yang memiliki penyakit penyerta alias komorbid, dan yang belum menerima vaksinasi secara lengkap.
CNNIndonesia.com telah merangkum peristiwa dan informasi perihal perkembangan kasus covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir, sebagaimana berikut.
Lihat Juga :UPDATE CORONA 10 MARET Positif Covid-19 Bertambah 21.311 Kasus, Meninggal Dunia 278 |
265 Balita Meninggal Terpapar Covid saat Gelombang Omicron
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat setidaknya 265 bayi berusia 0-5 tahun meninggal akibat terpapar virus corona selama gelombang varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron melanda Indonesia.
Koordinator Substansi Penyakit Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P Kemenkes Endang Budi Hastuti menambahkan, berdasarkan data per 21 Januari-6 Maret sebanyak 8.230 pasien meninggal terinfeksi Covid-19 pada dua bulan terakhir, 3 persen di antaranya balita.
"Dari usia ternyata 3 persen atau 265 pasien berada di rentang umur 0-5 tahun," kata Endang dalam acara daring, Kamis (10/3).
MUI Izinkan Saf Salat Kembali Rapat
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan ibadah salat jemaah dapat kembali dilaksanakan dengan merapatkan saf seiring penurunan jumlah kasus covid-19.
Ketua Bidang Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh menjelaskan fatwa tentang kebolehan merenggangkan saf salat merupakan rukhshah atau dispensasi karena ada udzur mencegah penularan wabah.
"Dengan melandainya kasus serta adanya pelonggaran aktivitas sosial, termasuk aturan jaga jarak di dalam aktivitas publik, maka udzur yang menjadi dasar adanya dispensasi sudah hilang," ujar Niam.
Lihat Juga : |
Jangan Buru-buru Tetapkan Endemi
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban meminta pemerintah tak buru-buru melakukan banyak relaksasi pada sektor non-kesehatan dalam upaya menuju masa transisi dari pandemi menjadi endemi virus corona di Indonesia.
Zubairi mengaku tidak ingin kondisi Indonesia akan bernasib sama seperti sejumlah negara yang mengalami kenaikan kasus Covid-19. Ia menambahkan, Belanda mengalami tambahan kasus mingguan yang naik 80 persen. Pun hal serupa terjadi di Inggris dengan tambahan kasus mingguan sebesar 53 persen, dan Swiss 47 persen.
"Situasi negara yang buka perbatasan, hapus karantina, tes PCR, dan masker atau menuju endemi: kasus mingguan melonjak," kata Zubairi melalui cuitan di akun twitter pribadinya @ProfesorZubairi, Kamis (10/3). CNNIndonesia.com telah diberi izin mengutip unggahan tersebut.
"Kematian Covid-19 masih tinggi berada di halaman selanjutnya..."