KP2C, Komunitas Korban Banjir Bekasi yang Jadi Pahlawan

Dewi Safitri | CNN Indonesia
Jumat, 25 Mar 2022 13:57 WIB
Berawal dari perjuangan satu orang relawan, komunitas KP2C kini jadi garda terdepan informasi potensi banjir Bekasi.
Perumahan PGP, Kota Bekasi, ketika mengalami banjir parah pada 2021 silam. (Dok. KP2C)

Tanpa dipromosikan, informasi TMA dari KP2C makin diminati masyarakat Bogor-Bekasi dan sekitarnya. Dukungan publik mulai membesar, ditandai dengan donasi sukarela anggota perorangan yang dipakai sebagai modal mendanai kegiatan.

KP2C masih menyediakan anggaran pulsa untuk pemantau TMA, tetapi tugas pemantauan kini diserahkan pada telemetri dan CCTV - yang dipasang di berbagai titik pantau strategis.

Telemetri memungkinkan dilakukan pengukuran jarak jauh dan pelaporan informasinya kepada operator sistem. Sementara CCTV dipakai untuk memantau alat ukur ketinggian air (peilscale) yang bentuknya mirip penggaris raksasa dengan cat warna-warni untuk memudahkan sistem peringatan dan dipasang berdiri persis di pintu air atau tanggul kali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai 2021 KP2C sudah punya 3 telemetri dan peilscale lengkap dengan CCTV di tujuh titik. Dalam sehari laporan TMA diberikan minimal tiga kali melalui 20 grup WA, 1 kanal Telegram, 1 akun Instagram, Facebook dan Twitter.

Jumlah seluruh anggota diperkirakan mencapai lebih dari 22 ribu orang. Jika satu anggota mewakili satu keluarga dengan rata-rata 4 orang, bisa diperkirakan jumlah penerima manfaat KP2C mencapai lebih dari 80 ribu orang.

Jika semua alat berjalan normal, semua data yang dihasilkan akurat dan real time. Begitu akuratnya, selain diandalkan warga data KP2C kini jadi rujukan petugas Bendung Kali Bekasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemkot Bekasi dan Pemkab Bogor, aparat militer dan polisi, hingga pemerintah pusat melalui Balai Besar Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC).

Iyan yang sejak 2005 sudah bekerja membantu KP2C di Tlajung Udik, kini diserahi tanggung jawab memantau dengan telemetri.

"Tugas saya adalah menginformasikan TMA kepada dua pihak: KP2C dan BBWSCC. Kalau situasi TMA normal, saya kirim data dua kali pagi dan sore. Tapi kalau sedang tinggi, saya update setiap 15 menit sekali selama 24 jam," kata Iyan.

Telemetri dipasang sekitar 600 meter dari rumah Iyan. Alat akan mengirim sinyal ke ponselnya saat debit air naik dengan TMA di atas normal. Data itulah yang kemudian diteruskan kepada KP2C dan BBWSCC.

Perumahan PGP, Bekasi, saat terjadi banjir parah pada 2001 silam.Banjir 1 Januari 2020 di Vila Nusa Indah, Bojongkulur, Kab Bogor. (Foto: Dok. KP2C)

Tantangan ke Depan

Dengan pengakuan yang makin luas, posisi KP2C makin diperhitungkan. KP2C bermitra dengan lebih dari 25 lembaga termasuk korporasi dan partai politik yang ingin memberi bantuan korban banjir.

Organisasi ini juga kerap bertemu pejabat daerah dan pusat untuk mengajukan usulan solusi.

Dalam salah satu audiensi dengan pemerintah, Kepala BMKG Profesor Dwikorita Karnawati diberitakan terkesan dengan cara kerja KP2C dan menyebutnya sebagai model sistem peringatan dini yang bisa dipraktikkan di tiap titik banjir. Tetapi tugas makin berat juga dihadapi pengurus yang kini berjumlah 18 orang yang rata-rata berusia di atas 50 tahun.

"Sebagian dari kita memang sudah pensiun. Tapi juga masih ada yang harus bekerja cari penghasilan. Itu berarti harus pintar ngatur waktu supaya tetap bisa bantu organisasi. Sebenarnya kita sudah ngajak-ngajak juga, ayo yang muda-muda ikut. Tapi sampai sekarang entah kenapa kok belum berhasil," kata Irna Sriwijayanti, Bendahara KP2C.

Situasi bisa sangat menantang ketika situasi banjir terjadi sehingga permintaan informasi sangat tinggi, sementara para pengurus sendiri jadi korban banjir.

"Itu rasanya ya Allah, gimana ya... Biasanya sih kita saling pengertian aja, langsung lapor "saya mundur dulu ya" gitu. Supaya bisa digantikan yang lain. Tapi kadang ada juga member yang tetap berkeras menghubungi sementara situasi kita juga lagi darurat," kata Sri Pujiastuti, pengurus Divisi Komunikasi.

Puji, pengurus yang juga warga RT01 PGP, menceritakan pengalaman banjir besar 2020 yang merendam rumahnya sampai lantai 2 sementara pada saat yang sama menerima panggilan telepon warga yang minta bantuan evakuasi.

Sedikitnya 763 permintaan evakuasi dicatat KP2C pada hari itu.

"Saat ini memang KP2C bisa memberi kontribusi pada warga. Tapi ini kan sesungguhnya tugas pemerintah ya... Mohon bapak-bapak yang punya wewenang segera program normalisasi sungai dilaksanakan. Supaya kita semua bebas dari rasa takut kebanjiran tiap saat. Mau sampai kapan kita diberi janji-janji terus," pinta Irna.

Proyek normalisasi Kali Bekasi bagian pertama sudah dimulai meski sempat molor hampir setahun dari rencana awal. Proyek lain untuk normalisasi Kali Cikeas dan Ciluengsi yang juga direncanakan mulai tahun ini sampai kini belum berjalan karena isu pembebasan lahan.

(vws)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER