Terawan sebelumnya juga sudah merespons polemik panjang yang mencatut namanya. Terawan seperti disampaikan oleh Mantan Tenaga Ahli Terawan di Kementerian Kesehatan Andi, menyebut hingga saat ini masih menganggap dirinya merupakan bagian dari IDI.
"Sampai hari ini saya masih sangat bangga dan merasa terhormat berhimpun di sana (IDI). Teman sejawat itu seperti saudara kandung, jadi saya menyayangi semua saudara saya di sana (IDI)," kata Andi menirukan apa yang diucapkan Terawan.
Terawan, lanjut Andi, juga telah meminta seluruh pihak tidak gaduh atas polemik ini. Terawan disebut tak ingin masalah yang menimpa dirinya mengganggu para rekan dokter hingga rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Terawan juga mengaku akan tetap menjalankan profesinya sebagai dokter lantaran ia telah disumpah untuk membaktikan hidupnya pada masyarakat dan dunia kesehatan. Sampai saat ini Terawan masih bekerja seperti biasa, menangani pasien di Rumah Sakit Dinas Kesehatan Tentara (RSDKT) Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah.
"Biarkanlah saudara-saudara saya yang memutuskan. Apakah saya masih boleh nginep di rumah atau diusir ke jalan," kata Andi, masih menirukan Terawan.
"Pak Terawan mengimbau, teman-teman sejawat dan yang lain agar bisa menahan diri untuk tidak menimbulkan kekisruhan publik, karena kita masih menghadapi pandemi Covid-19," imbuh Andi.
Sementara itu baru-baru ini, Staf Khusus Terawan, Jajang Edy Prayitno juga telah meminta polisi untuk mengusut pengunggah video pembacaan rekomendasi pemecatan Terawan dari keanggotaan IDI saat acara Muktamar IDI Ke-31 yang digelar di Aceh pekan lalu.
Jajang menyebut, semestinya sidang khusus MKEK dan pengurus IDI itu digelar secara tertutup. Ia pun menduga ada unsur kesengajaan mencoreng nama Terawan lewat unggahan video berdurasi 1:31 menit yang kemudian viral itu.
"Kami minta polisi segera mengusut dan menggali motif unggahan video tersebut yang telah menimbulkan keonaran terkait dengan kasus ini, termasuk apakah ada motif untuk mencoreng dan mencemarkan nama baik dokter Terawan," kata Jajang.
Jajang kemudian mendesak agar pihak kepolisian juga memeriksa kemungkinan adanya oknum anggota IDI yang ikut mengunggah video tersebut melalui sosial medianya, namun pihaknya juga belum memutuskan melapor secara resmi.
"Untuk itu sekali lagi diharapkan agar pihak kepolisian segera mengusut tuntas penyebaran video tersebut dan menangkap pelakunya yang telah menimbulkan keonaran dan kegaduhan di masyarakat, serta telah mencemarkan nama baik dokter Terawan Agus Putranto," ujarnya.
(isn/khr/isn)