ANALISIS

Laporan HAM AS dan Upaya Pemerintah Jaga Kredibilitas

CNN Indonesia
Senin, 18 Apr 2022 10:30 WIB
Sikap pemerintah merespons laporan AS terkait dugaan pelanggaran HAM di Indonesia selama 2021 dinilai sebagai pertanda buruk perbaikan penanganan HAM.
Laporan AS mencatat sejumlah dugaan pelanggaran HAM terjadi di Indonesia sepanjang 2021 di bawah pemerintahan Presiden Jokowi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Indonesia merespons laporan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang diterbitkan Amerika Serikat (AS) dengan serangan balik. Sikap ini dinilai sebagai pertanda buruk perbaikan penanganan HAM.

Pemerintah AS menerbitkan laporan berjudul "2021 Country Reports on Human Rights Practices: Indonesia" melalui situs resmi Kedutaan Besar AS untuk Indonesia. Laporan itu membahas sejumlah kasus pelanggaran HAM di Indonesia selama tahun 2021.

Beberapa kasus yang disorot adalah pembunuhan 6 laskar FPI, pembatasan internet di Papua, pemanggilan BEM UI usai mencuit Jokowi King of Lip Service, kriminalisasi aktivis oleh Moeldoko dan Luhut Binsar Pandjaitan, dan keterlibatan Komisioner KPK Lili Pintauli dalam kasus korupsi Tanjung Balai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menanggapi laporan AS itu dengan sindiran. Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah mempertanyakan pelanggaran HAM yang terjadi di AS.

"Apakah tidak ada kasus HAM di AS? Serius?" ungkap Teuku kepada CNNIndonesia.com beberapa hari lalu.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD juga berkomentar tentang sejumlah kasus pada laporan itu. Salah satunya pengawasan pemerintah terhadap warga negara yang terkadang tanpa izin melalui aplikasi PeduliLIndungi.

Mahfud menjawab laporan itu dengan klaim pencapaian penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan Indonesia. Ia menyebut capaian Indonesia lebih baik dari AS.

"Kalau di belahan dunia, Indonesia itu termasuk bagus, jauh lebih bagus dari Amerika dalam menangani Covid ini," kata Mahfud dalam rekaman video di kanal YouTube Menko Polhukam.

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin melihat serangan balik dilakukan pemerintah karena tidak terima dikritik pihak asing. Ia menyebut pemerintah merasa didikte oleh AS dengan laporan itu.

Menurut Ujang, pemerintah ingin menyelamatkan wibawa di mata publik. Oleh karena itu, bantahan keras pun disampaikan ke AS.

"Bantahan itu yang mereka lakukan untuk menjaga kredibilitas pemerintah yang saat ini banyak diragukan publik," kata Ujang, Minggu (17/4).

Infografis Moeldoko dan Luhut: Pejabat Negara Laporkan AktivisFoto: CNNIndonesia/Basith Subastian
Infografis Moeldoko dan Luhut: Pejabat Negara Laporkan Aktivis

Ujang juga menilai pemerintah tak merasa bersalah dalam sejumlah kasus dugaan pelanggaran HAM. Ia menilai komunikasi politik semacam ini menjadi pertanda buruk bagi perbaikan demokrasi dan HAM di Indonesia.

"Karena seolah olah tidak ada apa-apa, seolah-olah tidak ada yang salah. Itulah yang sedang dilakukan oleh para pejabat kita," ujarnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya...

Pemerintah Dinilai Ingin Tutupi Pelanggaran HAM

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER