Pakar Minta Tak Jemawa soal Kebal Covid: Potensi Mutasi Masih Ada

CNN Indonesia
Jumat, 22 Apr 2022 20:13 WIB
Pakar IAKMI, Hermawan Saputra menyebut tidak menutup kemungkinan muncul varian Covid-19 yang tingkat keparahannya melebihi Delta ataupun Omicron.
Ilustrasi pandemi covid-19. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Anggota Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mewanti-wanti pemerintah dan warga tetap waspada terhadap potensi munculnya varian virus corona (Covid-19) yang bisa saja lebih berbahaya dari varian sebelumnya.

Hermawan mengingatkan sifat virus corona yang mudah bermutasi. Ia juga menyinggung hasil survei serologi yang menunjukkan 99,2 persen warga di Jawa-Bali sudah memiliki antibodi Covid-19. Hermawan mengingatkan hal itu tak lantas membuat warga kebal terhadap potensi munculnya varian baru.

"Potensi munculnya mutasi virus Covid-19 yang berbahaya tentu masih ada. Oleh karena itu, WHO memberikan warning, agar negara-negara lain perlu hati-hati dan tidak terburu-buru mengejar status endemi," kata Hermawan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (22/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hermawan kemudian menjelaskan, tidak menutup kemungkinan akan muncul varian Covid-19 yang tingkat keparahannya melebihi Delta ataupun melebihi Omicron soal laju cepat penularannya. Namun demikian, dengan banyaknya masyarakat yang sudah mendapat vaksin, maka akan menjadi benteng awal terhadap potensi serangan varian baru.

Dia meminta pemerintah tidak jemawa terhadap hasil survei serologi tersebut. Ia juga meminta masyarakat tidak menelan mentah-mentah hasil survei tersebut, sehingga timbul sifat menyepelekan protokol kesehatan di tengah situasi pandemi Covid-19 di Indonesia.

"Jadi survei tersebut bagus sebagai parameter dan masukan kebijakan strategi pencegahan dan pengendalian Covid-19 Indonesia. Tapi kalau ini menjadi konsumsi masyarakat luas, maka akan mudah disalahartikan, karena seolah menganggap Indonesia sudah mencapai herd immunity," kata dia.

Hermawan mewanti-wanti seluruh masyarakat terkait rekor-rekor Covid-19 baru dan lonjakan kasus yang terjadi di China hingga India. Salah satu dugaan penyebab lonjakan itu imbas transmisi varian XE.

Setidaknya terdapat tiga garis keturunan rekombinan XE, XD, dan XF yang hingga saat ini belum ditemukan di Indonesia. Ketiga mutasi baru itu merupakan strain rekombinan dari dua varian Omicron versi sebelumnya, yakni BA.1 dan BA.2 dan dari varian Delta.

"Varian XE itu disinyalir juga akan merambah ke berbagai negara. Tentu kita tidak mengharapkan itu, tapi WHO masih strict dan meminta seluruh negara berhati-hati. Negara kita pun rentan terhadap dinamika dan mobilitas internasional. Maka dari itu 99,2 persen itu kabar baik, namun kita tidak boleh terlena dari hasil survei," jelas Hermawan.

Kementerian Kesehatan bersama Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) sebelumnya menyatakan 99,2 persen warga di 21 kabupaten/kota Jawa-Bali sudah memiliki kekebalan tubuh atau antibodi terhadap virus corona.

Antibodi itu didapatkan baik secara alamiah pasca terinfeksi hingga vaksinasi Covid-19. Survei ini menggunakan 2.100 sampel penduduk atau 100 sampel per kabupaten/kota dengan metode stratified random sampling.

(kh/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER