Daftar Jalur Utama dan Alternatif Yogyakarta untuk Mudik 2022
Polda Istimewa Yogyakarta (DIY) bersiap menyambut kedatangan para pemudik yang mengendarai kendaraan bermotor, baik sepeda motor, mobil, hingga bus selama momen Lebaran 2022.
Pemetaan jalur masuk-keluar DIY telah dilakukan demi mendukung kelancaran lalu lintas arus mudik dan balik. Selain itu juga menurunkan tingkat kecelakaan serta pelanggaran di jalan raya.
Berdasarkan data yang dipaparkan Dirlantas Polda DIY Kombes Iwan Saktiadi, Senin (25/4), setidaknya ada empat jalur utama masuk-keluar DIY yang telah dipetakan jajaran kepolisian bersama Dinas Perhubungan, dan instansi terkait.
Pertama, adalah Jalur Utama I Utara yang membentang sepanjang 27 kilometer. Rutenya, meliputi Magelang-Tempel-Sleman-Ring Road Utara.
Jalur ini memiliki karakteristik rute yang panjang, banyak Putaran-U, jalur nasional dan lebar yang dilengkapi divider atau pembatas jalan. Kerawanan utama dari jalur ini adalah kepadatan lalu lintas.
Kedua, Jalur Utama II Timur dengan panjang 15 kilometer. Rutenya, Prambanan, Simpang Empat Proliman, Maguwoharjo, dan Kota Yogyakarta.
Jalur ini mempunyai rute yang panjang, banyak Putaran-U, jalur nasional dan lebar dengan divider atau pembatas jalan. Kerawanan utama dari jalur ini adalah kepadatan lalu lintas.
Ketiga, Jalur Utama III Barat dengan rute terpanjang yakni 62,1 kilometer dari Purworejo langsung ke arah Klaten. Meliputi, Temon-Wates-Gamping-Ring Road Utara.
Karakteristiknya mempunyai rute yang panjang, banyak Putaran-U, jalur nasional dan lebar. Kerawanan dari jalur ini, mulai dari kepadatan arus lalu lintas, tak ada divider, dan adanya pasar tumpah.
Keempat, Jalur Utama IV Selatan sepanjang 42 kilometer. Rutenya adalah, Wonosari-Playen-Patuk-Piyungan-Yogyakarta.
Karakteristik dari jalur ini rutenya yang panjang, banyak Putaran-U, jalur nasional dan lebar dengan divider atau pembatas jalan. Kerawanan yakni kepadatan arus lalu lintas, tak ada divider, jalur berkelok, menanjak, dan menurun.
Iwan mengatakan Jalur Utama II Timur diprediksi akan menjadi jalur yang paling padat dilintasi kendaraan bermotor, terutama pada puncak arus mudik pada 28-30 April 2022 mendatang.
"Dari empat pintu itu masih didominasi dari arah Prambanan artinya pintu masuk dari arah Jawa Tengah yang Klaten. Nomor dua adalah Tempel (Jalur Utama I Utara)," kata Iwan di Mapolda DIY.
Jalur Alternatif
Sementara untuk jalur alternatif masuk-keluar DIY, ada enam rute yang dipetakan kepolisian.
Pertama, adalah Kulon Progo - Yogyakarta sepanjang 32 kilometer. Meliputi, Sentolo-Nanggulan-Moyudan-Minggir-Tempel-Yogyakarta. Karakteristiknya, meliputi Jalur Nasional yang panjang dan sempit. Kerawanannya, minim penerangan, pasar tumpah, jalur sempit, dan padat pemukiman.
Kedua, Kulon Progo - Muntilan, Magelang sepanjang 30 kilometer. Rutenya, yakni Klangon-Nanggulan-Ngeplang Kalibawang-Muntilan-Magelang. Karakteristiknya, jalur nasional yang panjang. Fokus kerawanan adalah minim penerangan, jalur sempit, dan adanya pasar tumpah.
Jalur alternatif ketiga, yaitu Wates - Bantul - Yogyakarta sepanjang 55 kilometer. Rutenya, Toyan Wates-Panjatan-Brosot-Srandakan-Pandak-Jalan Parangtritis-Yogyakarta.
Karakteristik rute ini, yakni Jalan Nasional yang panjang namun sempit. Kerawannnya, minim penerangan, pasar tumpah, lalu lintas dan pemukiman padat, jalan berkelok serta tak ada divider.
Lihat Juga : |
Jalur keempat, Yogyakarta - Bantul - Wonosari sepanjang 55 kilometer. Rutenya, Yogyakarta-Pleret-Imogiri-Panggang-Playen-Wonosari.
Karakteristik jalan ini, Jalur Nasional yang panjang dan sempit. Kerawannnya, minim penerangan, pasar tumpah, lalu lintas dan pemukiman padat, jalan berkelok serta tak ada divider.
Jalur alternatif kelima, Sedayu - Piyungan - Klaten sejauh 43 kilometer. Dengan rute, Sedayu-Pajangan-Pandak-Bantul-Ring road Selatan-Piyungan-Prambanan.
Karakteristiknya, Jalur Nasional yang panjang dan sempit. Fokus kerawananannya meliputi, pasar tumpah, minim lampu penerangan, padat pemukiman, dan tidak ada divider.
Terakhir atau keenam, yaitu Magelang - Solo sepanjang 50 kilometer. Rutenya, Tempel-Turi-Pakem-Ngemplak-Kalasan-Prambanan-Klaten. Karakteristiknya, Jalur Nasional yang panjang dan lebar. Kerawanannya adalah, asar tumpah, kurang lampu penerangan, padat pemukiman, tidak ada divider, dan jalan berkelok.
"Jogja (DIY) ini unik kan ya, mudiknya itu mudik aglomerasinya masih banyak. Artinya hanya kabupaten-kabupaten sekitar Jogja yang mobilisasi ke Jogja, oleh sebab itu mix-nya cukup tinggi," pungkas Iwan.
(kum/fra)