Cerita dari Pembimbing Asal Mojokerto yang Sudah Puluhan Kali Berhaji

CNN Indonesia
Rabu, 29 Jun 2022 00:30 WIB
Di antara panjangnya anteran kuota haji, para pembimbing ibadah KBIH bisa menyelipkan rasa syukur karena bisa beribadah haji sekalian membimbing sesama muslim.
Ilustrasi. Kegiatan manasik haji di Surabaya, Jawa Timur. (AFP/JUNI KRISWANTO)
Surabaya, CNN Indonesia --

Berangkat dan beribadah di Tanah Suci umat Islam di Mekkah, Arab Saudi, merupakan dambaan semua Muslim di dunia, terutama untuk beribadah haji.

Untuk mewujudkannya banyak yang tak segan melakukan beragam cara mulai dari menabung selama puluhan tahun, hingga membayar ratusan juta rupiah.

Namun, memiliki uang saja belum tentu bisa memenuhi 'panggilan' naik haji karena sejumlah faktor. Salah satunya kuota haji yang membuat pembatasan jemaah menunaikan Rukun Islam kelima tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi, ada juga orang-orang yang berkesempatan menjadi tamu Allah berpuluh-puluh kali atau malah ratusan kali. Salah satu yang beruntung itu adalah Jauharoh Said. Seorang jemaah dari kloter 33 asal Mojokerto, Jawa Timur.

"Alhamdulillah hingga saat ini saya sudah berhaji sebanyak 20 kali dan berumrah ratusan kali," kata Jauharoh, Selasa (28/6).

Kesempatan berhaji berkali-kali itu didapat Jauharoh karena dirinya adalah pembimbing ibadah di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).

Ia menuturkan, meskipun sudah berkali-kali menginjakkan kaki di Tanah Suci, namun dalam setiap keberangkatannya ia selalu saja mengalami ujian.

"Kalau istilah Jawanya, enggak pinter-pinter. Selalu saja ada masalah. Namanya saja mengharap surganya Gusti Allah. Pasti tidak mudah," tuturnya.

Jauharoh menceritakan awal mula dia menjadi pembimbing haji yakni sekitar 20 tahun silam. Saat itu petugas KBIH masih sedikit jumlahnya.

"Sebelum saya mulai menjadi pembimbing ibadah haji pada tahun 2001, saya sudah pernah berhaji dua kali. Saat itu KBIH masih sedikit sekali, belum seperti sekarang," ujar dia yang berangkat dari embarkasi Surabaya, Jawa Timur.

"Dari pengalaman saya, jumlah petugas dari pemerintah dengan jumlah jemaah di tiap kloter sebenarnya masih sedikit jumlahnya. Butuh pembimbing yang membantu jemaah selama prosesi rangkaian ibadah haji," tambahnya.

Infografis Daftar Panjang Puluhan Tahun Antrean Naik Haji di Indonesia

Dari pengalaman tersebut, perempuan yang dulu berprofesi sebagai guru pendidikan Agama Islam ini ingin memberikan ilmu yang dimilikinya.

"Yang berangkat haji itu macam-macam orangnya. Tidak semuanya bisa ngaji, tidak semuanya ngerti agama. Kami mengajarkan jemaah haji yang mana rukun haji, yang mana sunnah yang mana wajib sehingga jemaah haji bisa melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan benar," ucapnya.

Jauharoh bersama almarhum suaminya pun bertekad memberikan bimbingan ibadah haji. Dia sendiri sangat menikmati tugasnya tersebut karena dia memang menyukai dunia pengajaran.

Dari pengalamannya selama ini yang paling membutuhkan perjuangan adalah melayani jemaah yang sakit atau sudah tua tanpa pendamping.

"Kalau musim haji sebelum-sebelumnya banyak jemaah usia 70 tahun ke atas. Itu butuh layanan ekstra karena kita harus sabar dan perhatian penuh," ucapnya.

Sebagai pembimbing di KBIH, Jauharoh punya tanggung jawab membimbing semua jemaah baik laki-laki maupun perempuan.

"Meskipun saya wanita, tapi saya membimbing semua jemaah saya, tanpa membeda-bedakan," ujarnya.

(frd/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER