ANALISIS

Mengurai Kejanggalan Penembakan Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo

CNN Indonesia
Rabu, 13 Jul 2022 11:20 WIB
Kasus polisi tembak polisi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo menyisakan banyak tanda tanya di publik.
Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. (Arsip Istimewa via Detikcom)

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo lantas membentuk tim khusus untuk menyelidiki penyebab sebenarnya di balik insiden berdarah di rumah pejabat teras Korps Bhayangkara itu.

Tim tersebut dipimpin oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. Kemudian dibantu oleh Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Agung Budi Maryo, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, Kabaintelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri dan Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Wahyu Widada.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, kata dia, penanganan tersebut akan melibatkan unsur Divisi Propam Polri, yakni Biro Provos dan Paminal.

Listyo menyebutkan bahwa pembentukan tim khusus dilakukan untuk mencerahkan berbagai isu liar yang beredar terkait insiden tersebut. Jenderal bintang empat itu tak ingin kehilangan kepercayaan publik terhadap institusinya.

"Kami juga mendapatkan banyak informasi terkait dengan berita-berita liar yang beredar yang tentunya kita juga ingin semuanya ini bisa tertangani dengan baik. Oleh karena itu saya telah membentuk tim khusus," kata Listyo kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/7).

Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Josias Simon menilai bahwa tim khusus bentukan Kapolri ini perlu diberi masa waktu dalam bertugas. Pasalnya, kata dia, dimensi dan dampak dari kasus ini sudah meluas.

Menurut Josias banyak fakta yang saat ini terasa janggal harus diungkap oleh tim khusus tersebut.

"Ini harus diungkap tim khusus dan penyidik Polres Jaksel. Tapi sebaiknya tim ini juga jelas memberi batas waktu kasus ini terungkap," ucap dia.

Josias mengatakan penempatan sejumlah pimpinan Polri untuk langsung melakukan penelusuran dan nantinya memberi rekomendasi merupakan langkah tepat dalam menjawab kekhawatiran publik atas pengusutan kasus ini.

Meski demikian, ia menyebutkan tim tersebut harus benar bertugas secara profesional dan jauh dari kepentingan tertentu.

"Tim khusus yang dibentuk Kapolri memperlihatkan keseriusan menyelesaikan kasus ini secara transparan dan profesional dengan tim yang dipimpin Wakapolri," jelasnya.

Terpisah, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mengatakan tim khusus itu perlu mengurai berbagai kejanggalan yang muncul saat ini. Misalnya, kata dia, luka-luka sayatan pada tubuh Brigadir J.

Lalu rincian proyektil peluru dan senjata yang digunakan selama baku tembak tersebut. Hingga pemeriksaan terhadap Irjen Ferdy Sambo dan istrinya sebagai saksi dalam kasus tewasnya Brigadir J tersebut.

"IPW juga mengharapkan tim gabungan bisa mendeteksi ada atau tidaknya upaya obstruction of justice dalam perkara ini," ucap Sugeng.

Sebagai informasi, kematian Brigadir J hingga saat ini masih menyisakan sejumlah teka-teki bagi keluarga. Menurutnya ada sejumlah kejanggalan dari kronologi yang diceritakan pihak kepolisian.

Misalnya, pihak keluarga juga menemukan sejumlah memar, bekas sayatan senjata tajam, hingga jari tangan yang terputus.

Tak hanya itu, kejadian-kejadian aneh juga turut dirasakan keluarga. Mereka mengaku sempat didatangi sejumlah polisi dan diajak berdialog dalam kondisi rumah tertutup rapat.

Usai pertemuan itu, pihak keluarga Brigadir J tak bisa berkomunikasi menggunakan ponselnya lantaran disadap oleh orang tak dikenal.

Pihak keluarga juga berharap pada rekaman CCTV yang dapat mengungkap fakta di balik insiden ini. Namun, hal itu tak bisa dilakukan lantaran klaim polisi terkait CCTV di rumah pejabat Polri itu yang rusak.

"Kalau dia tidak membuka CCTV berarti orang itu ada yang ditutup-tutupi," kata Bibi Brigadir J, Rohani Simanjuntak kepada CNN Indonesia TV, Selasa (12/7).

(mjo/pmg)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER