Proporsional Terbuka PDIP Tetap Kuat, tapi Tak Leluasa Kontrol Kader
Mahkamah Konstitusi (MK) menolak permohonan uji materi Pasal dalam UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu agar sistem pemungutan suara berubah proporsional tertutup.
Dengan putusan perkara Nomor 114/PUU-XX/2022 tersebut, maka pemilu tetap memakai sistem proporsional terbuka.
PDIP menjadi satu-satunya partai politik di DPR yang menghendaki sistem proporsional tertutup. Sementara delapan parpol parlemen lainnya tetap ingin memakai proporsional terbuka.
Masyarakat nantinya tetap bisa mencoblos gambar calon legislatif di surat suara seperti yang sudah berlangsung sejak Pemilu 2004 silam.
Pengamat Politik Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo memprediksi PDIP berpotensi gagal meraih peningkatan suara yang signifikan pada Pemilu 2024. Namun, bukan berarti perolehan kursi PDIP di DPR turun.
Pada Pemilu 2019 lalu, partai banteng mendapat 27.503.961 suara dengan 128 kursi DPR.
Menurut Karyono, jika gugatan sistem proporsional tertutup dikabulkan dan berlaku di Pemilu 2024, PDIP bisa meraih 25 sampai 30 persen suara.
"Memang PDIP asumsi saya lebih diuntungkan jika proporsional tertutup, prediksi saya angkanya bisa minimal 25 persen. Namun bukan berarti PDIP akan kalah kalau proporsional terbuka, kan sudah teruji Pemilu 2014 dan 2019 tetap menang," kata Karyono saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (16/6).
Karyono menilai sistem pemilu sistem proporsional tertutup memang menjadi keuntungan utama PDIP di Pemilu 2024. Sebab sistem coblos lambang parpol bakal memenangkan partai yang memiliki identitas kuat dan kader militan seperti PDIP.
Sementara dengan proporsional terbuka, PDIP harus lebih ekstra 'melawan' kader-kader parpol lain yang memiliki elektabilitas dan tingkat popularitas tinggi di masyarakat.
"Sehingga perbedaannya, kalau sistem tertutup, PDIP kenaikannya signifikan, melonjak, drastis, tajam naiknya. Tapi kalau sistem proporsional terbuka, karena terjadi persaingan antarpartai, ya tetap ada peluang untuk naik suaranya. Tapi PDIP tidak sesignifikan kalau proporsional tertutup," ujarnya.
Karyono menyebut PDIP memiliki infrastruktur partai dari pusat hingga daerah yang berjalan baik. Infrastruktur ini di antaranya didukung oleh sistem kaderisasi dan disiplin partai yang mumpuni.
Selain itu, PDIP juga memiliki loyal voters lantaran sistem kepartaian yang mereka jalankan selama ini.
Faktor ketokohan, menurutnya, juga masih sangat berpengaruh. PDIP, kata Karyono, memiliki sosok Proklamator Sukarno yang bakal terus menjadi simbol partai nasionalis.