Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika buku Harry Potter menyihir seluruh dunia, J.K Rowling mungkin tidak pernah menyangka, salah satu olahraga fantasi dalam bukunya kini hadir di dunia nyata: quidditch.
Sejak 2005 lalu, olahraga yang idealnya dimainkan oleh para penyihir di atas sapu terbang, kini telah banyak dimainkan banyak orang -- tanoa sapu terbang tentunya.
Berawal dari Kampus Middlebury di Vermont, Amerika Serikat, sembilan tahun lalu. Xander Manshel memiliki ide untuk merealisasikan olahraga quidditch.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi karena bosan, Manshel kemudian menyerahkan tugas untuk mengembangkan permainan ini kepada sahabatnya, Alex Benepe,
Quidditch yang tadinya hanya dimainkan secara lokal terus menerus berkembang.
Dua tahun setelah kemunculannya, muncul ajang piala dunia quidditch yang mempertemukan Middlebury College dan Vassar College, yang dimenangkan oleh Middlebury.
Setelah piala dunia 2007. Kompetisi quidditch mulai dilangsungkan secara rutin.
Perjuangan KerasMeskipun populer di kalangan para pecinta Harry Potter, mewujudkan quidditch ke dunia nyata lebih sulit dari yang dibayangkan.
Asosiasi Quidditch Internasional (IQA), yang merupakan organisasi non-profit, seringkali menghadapi kesulitan ketika pengadaan piala dunia quidditch.
Pendapatan yang mereka dapatkan dari penjualan tiket dan berbagai pernak-pernik seringkali belum menutupi biaya untuk sekali penyelenggaraan piala dunia quidditch.
Akan tetapi kesulitan terbesar dalam merealisasikan quidditch dari dunia sihir ke dunia muggle (sebutan para penyihir kepada komunitas non-sihir) adalah fakta bahwa mereka tidak memiliki sapu terbang, yang benar-benar bisa terbang.
Dalam quidditch, satu tim terdiri dari tujuh orang. Satu kiper, dua beater, satu seeker, dan tiga penyerang.
Hampir mirip dengan permainan bola tangan, quidditch dimainkan dengan cara memasukkan bola Quaffle ke gawang dengan tangan oleh tiga penyerang. Setiap quaffle yang masuk bernilai 10 poin.
Beater adalah pemain yang bertugas untuk melempar ataupun menangkis bola bludger, bola yang terbuat seperti bola dodgeball. Jumlahnya pada setiap pertandingan adalah tiga unit.
Bludger diadakan untuk menghalau lawan memasukkan bola.
Seeker, adalah pemain yang bertugas hanya untuk mencari bola snitch. Snitch adalah bola khusus yang bernilai 30 poin, dan ketika seeker dapat menangkap snitch, maka pertandingan berhenti.
Jika dalam kisah Harry Potter, snitch adalah bola seukuran ping-pong terbuat dari emas dan dapat terbang sesuka hati. Bola snitch dalam muggle quidditch terbuat dari bola tennis yang dimasukkan ke dalam kaos kaki kuning dan digantung seperti ekor pada seorang yang memakai kostum serba kuning, selayaknya snitch versi manusia.
Terlepas dari segala perbedaan dan kesulitan mewujudkan quidditch dari versi imajinasi dunia sihir Harry Potter, para penggemarnya akan selalu bersemangat untuk memainkan olahraga yang dalam kisahnya adalah permainan legendaris nan terkenal.