F1 GP RUSIA

Sochi dan Pertaruhan Gengsi Rusia

CNN Indonesia
Senin, 13 Okt 2014 14:17 WIB
Di tangan Presiden Rusia, Vladimir Putin, kota kecil di pinggir Laut Hitam bernama Sochi disulap menjadi tuan rumah ajang-ajang olahraga berskala Internasional.
Sirkuit Sochi dibangun mengelilingi bekas arena Olimpiade Musim Dingin. Sochi menjadi tuan rumah ajang olahraga skala internasional. (Reuters/Maxim Shemetov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sepanjang 2014, mata dunia terus menyorot ke kota kecil di “sudut” Rusia bernama Sochi lantaran menjadi tempat penyelenggaraan acara olahraga berkelas internasional.

Tahun ini kota di pinggir Laut Hitam tersebut tak hanya menjadi tuan rumah ajang Olimpiade Musim Dingin dan Olimpiade Paralimpik, namun juga mewujudkan mimpi Rusia untuk menjadi tuan rumah ajang Formula 1.

Sebelumnya, tak ada yang berpikir tempat ini mampu menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2014 dan gelaran ajang Formula 1. Tak hanya karena ukurannya yang mungil, kota berpenduduk 350.000 jiwa ini juga sebenarnya tidak punya sarana olahraga berskala besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti ungkapan “di mana ada kemauan, di situ ada jalan”, Presiden Rusia Vladimir Putin mampu mengubah mimpinya tentang Sochi menjadi nyata. Motto gelaran olimpiade di Sochi pun layak melekat di kota yang memiliki panjang 147 km ini, yakni "Gerbang Menuju Masa Depan".

Putin dan Olahraga

Presiden Rusia, Vladimir Putin, terbilang berbeda dari para pendahulunya. Di masa pemerintahannyalah sektor ekonomi negara Eropa Timur ini mulai bangkit.

Gebrakan teranyar presiden kelahiran 7 Oktober 1952 itu adalah menerima tantangan menjadi tuan rumah gelaran olahraga bergengsi. Tidak tanggung-tanggung, mantan staf mata-mata Rusia (KGB) ini memilih kota dengan potensi konflik cukup tinggi sebagai lokasi.

Sochi sendiri dikepung wilayah rawan konflik seperti Chechnya, Dagestan, dan Georgia.

Seperti menutup telinga dari banyak cibiran dan kalimat pesimistis, Putin tak mundur selangkah pun. Dikenal sebagai presiden yang gemar berolahraga, dia berusaha keras membuat masyarakat internasional terpesona.

Selain dikarenakan kecintaan pada dunia olahraga, Putin mengemban misi memperkenalkan "Rusia baru" pada dunia. Sportivitas dan kesetaraan dalam olahraga juga ingin ia tunjukkan dekat dengan Rusia.

Di mata pria pemegang sabuk hitam olahraga judo ini, Sochi merupakan kota unik. Bentangan pantai-pantainya menawarkan liburan musim panas yang sempurna, sementara Pegunungan Kaukasus di sekitarnya justru lekat dengan nuansa musim dingin.

Pemerintahan Putin pun bekerja keras mendongkrak pamor Sochi di mata dunia. Wajar, lantaran  Moskow menghabiskan dana lebih dari USD 50 miliar (sekitar Rp598,56 triliun) untuk berbenah.

''Jumlah yang bombastis. Sepanjang sejarah, belum pernah ada negara mana pun yang menghabiskan dana sampai sebanyak itu,'' kata Ben Wyatt, reporter CNN yang bertugas di Sochi untuk meliput penyelenggaraan Olimpiade.

Tak hanya itu, Moskow pun mati-matian membenahi sektor keamanan. Rusia berusaha keras menjadikan Sochi sebagai kota yang aman.

Perbaikan citra juga dilakukan terkait protes kalangan homoseksual yang kecewa dengan kebijakan Putin terkait Undang-undang Anti homoseksual. Putin memastikan tidak akan ada diskriminasi homoseksual selama olimpiade.

Banyak tokoh politik dunia meragukan niatan Putin dengan menyatakan ketidakhadirannya pada upacara pembukaan Olimpiade Sochi. Tapi toh, acara tersebut tetap terselenggara dengan baik pada Februari 2014.

Sochi dan Formula1

Selesai dengan olimpiade, kota yang diapit Laut Hitam dan Pegunungan Kaukasus ini lantas menjamu para pebalap dan pecinta Formula 1. Kesanggupan Rusia menggelar balap jet darat itu sudah ditandatangani sejak 2010.

Adalah Sochi Autodrom yang sudah siap tiga bulan sebelum gelaran berlangsung. Demi sirkuit sepanjang 5,853 km dan memiliki standar tinggi ini, pemerintah Rusia rela menggelontorkan US$195,4 juta.

Promotor GP Rusia Sergey Vorobyev mengaku telah merancang secara detail apa yang dibutuhkan Sochi untuk menyambut para pebalap terbaik dunia. Sirkuit tersebut pun sudah dilengkapi lisensi bertaraf internasional.

Perang Dingin Jilid II

Terlepas dari obsesi Putin tentang olahraga, yang terjadi di Sochi adalah bentuk baru pertarungan antara Rusia dan Amerika Serikat. Meski Perang Dingin telah berakhir, pada dasarnya, permusuhan kedua negara itu tak pernah benar-benar berakhir.

Lewat Olimpiade Sochi, Rusia menunjukkan kemampuannya menyediakan anggaran sangat besar. Alhasil, olimpiade ini tercatat sebagai pesta olahraga termahal yang pernah ada. Pun dengan ajang Formula 1.

Dengan itu, Putin ingin menunjukkan kepada AS, bahwa Rusia merupakan salah satu kekuatan ekonomi dunia yang tidak bisa dianggap enteng.

Kekalahan Rusia pada Perang Dingin yang dipicu melemahnya kemampuan ekonomi negara itu sudah tak berlaku. Kemampuan ekonomi Rusia saat ini sudah pulih dan diperhitungkan AS dan sekutu-sekutunya di Kelompok Tujuh (G-7).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER