Jakarta, CNN Indonesia -- Dua pengurus cabang olahraga (cabor), Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), mengungkapkan harapannya terhadap Menteri Pemuda dan Olahraga yang baru saja dilantik, Imam Nahrawi.
Bulutangkis dan sepak bola merupakan dua cabor terpopuler di Indonesia. Bulutangkis selalu mampu memberikan kebanggaan bagi masyarakat Indonesia di level internasional, sedangkan sepak bola tetap digandrungi meski Timnas Indonesia selalu gagal menorehkan prestasi.
Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, berharap banyak kepada Menpora baru. Djohar mengatakan, satu fokus utama yang harus dibenahi Imam adalah masalah infrastruktur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita memiliki potensi atlet yang luar biasa, tapi tidak memiliki infrastruktur memadai. Infrastruktur kita tidak sebanding dengan populasi penduduk. Ini bukan hanya masalah yang dihadapi cabang sepak bola," ucap Djohar kepada
CNN Indonesia, Senin (27/10).
Djohar yakin, dengan banyaknya fasilitas lapangan yang memadai, maka sepak bola Indonesia akan lebih maju.
"Kami berharap Menpora bisa mengerti dan mengatasi masalah. Kita sudah kalah
start dari negara-negara lain dalam hal olahraga. Kita punya potensi ke level Asia, tapi level sepak bola kita masih di Asia Tenggara," ujar Djohar.
Permintaan Djohar cukup beralasan. Timnas Indonesia contohnya. Skuat Alfred Riedl itu harus mengungsi ke Karawaci, Tangerang, untuk menggelar pemusatan latihan jelang Piala AFF 2014. Riedl mengatakan, fasilitas lapangan Timnas yang terletak di Lapangan C, Senayan, sudah tidak layak digunakan.
Jasa AtletSekretaris Jenderal PBSI, Anton Subowo, mengatakan, pihaknya berharap Menpora baru bisa memberikan bantuan lebih untuk mencari bibit-bibit pebulutangkis Indonesia.
"Bukan hanya sinergi, kami juga mengharapkan bantuan lebih dalam hal pembinaan usia muda, karena kami harus mencari hingga ke pelosok-pelosok untuk mendapatkan bibit-bibit pemain," ujar Anton.
Anton juga meminta Menpora baru tidak melupakan jasa-jasa mantan atlet. "Kami juga tidak boleh melupakan pemain-pemain yang menjadi juara, bukan hanya di bulutangkis. Intinya, kami mengharapkan peran yang lebih besar dari pemerintah," ucap Anton.