KRISIS FINANSIAL F1

Red Bull Prediksikan Perang Dana Konyol di F1

CNN Indonesia
Selasa, 11 Nov 2014 11:52 WIB
Aturan larangan pengembangan mesin pada tengah musim akan membuat tim terlibat perang dana 'konyol, menurut pemimpin Red Bull, Christian Horner.
Setelah balapan di GP Brasil, pemimpin tim Red Bull bicara soal pembatasan aturan pengembangan mesin di Formula 1. (Reuters/Paulo Whitaker)
Sao Paolo, CNN Indonesia -- Pemimpin tim Red Bull, Christian Horner, mengkhawatirkan Formula Satu (F1) dapat terjerumus dalam perang dana 'konyol' mulai 2016 mendatang, jika tidak ada aturan yang jelas terkait pembatasan dana untuk pengembangan mesin.

Tim-tim dominan seperti Mercedes, Ferrari, Renault, dan Honda, gagal mencapai kesepakatan pada pembicaraan yang dilangsungkan pada Grand Prix Brasil lalu, terkait  pengembangan mesin V6 Turbo yang menggunakan tenaga hybrid.

Setiap perubahan regulasi terkait aspek teknikal F1 harus disetujui dengan suara bulat sebelum 2015. Namun, peraturan masih bisa diubah untuk 2016 dan setelahnya dengan mekanisme pengambilan keputusan mayoritas suara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perubahan peraturan di tahun 2016/2017/2018 dapat saja dilakukan dengan suara mayoritas, jadi kami harus menunggu," ujar Horner kepada wartawan di Interlagos, Brazil.

"Hal ini sangat konyol karena kami pada akhirnya menghabiskan banyak uang dalam jangka waktu yang lama, padahal peraturan tersebut dapat saja diubah sehingga  Renault, Ferrari, dan Honda bisa menipiskan selisih (dengan Mercedes)."

Mercedes, yang sukses dengan pengembangan mesin hybrid telah memenangi 15 dari 18 balapan sejauh ini, mereka juga 17 kali memulai dari posisi terdepan. Tim ini juga berhasil mengakhiri dominasi Red Bull selama empat tahun terakhir.

Renault dan Ferrari menginginkan adanya pengembangan mesin secara terbatas pada saat musim balapan telah berjalan, untuk memperkecil perbedaan di setiap tim, namun Mercedes berpendapat hal tersebut akan memakan biaya tinggi dan juga ingin menikmati hasil kerja keras mereka selama ini.

Horner juga berpendapat larangan pengembangan mesin adalah salah karena hampir 92 persen bagian mesin masih bisa diperbaharui.

Keputusan pelarangan pengembangan di tengah musim balapan membuat tim-tim lain kesulitan untuk mengimbangi mesin Mercedes yang lebih baik.

"Tidak hanya kami mendapatkan mesin yang sangat mahal, tetapi kami mendapatkan mesin yang tidak boleh dikembangkan," ujar Horner.

"Sayangnya, harga mesin tersebut telah membuat dua tim tersingkir dari dunia F1, dan itu merupakan masalah besar," ujar Horner menambahkan, terkait dengan kegagalan Marussia dan Caterham menangani masalah finansial mereka.
Horner sendiri bersikap kritis kepada Mercedes dan melihat tidak ada gunanya melanjutkan pembicaraan.

"Ini merupakan situasi yang konyol karena kami tidak dapat menemukan solusinya, dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya," ujar Horner menambahkan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER