Jakarta, CNN Indonesia -- Laporan FIFA menyatakan bahwa Australia menggunakan dana publik untuk menyuap komite FIFA dalam proses pencalonan tuan rumah Piala Dunia.
Sebagaimana dilansir
The Guardian, laporan yang disusun oleh pengacara Amerika Serikat, Michael Garcia, tersebut juga menyatakan bahwa Australia melanggar aturan dan etika proses pencalonan dengan mencoba membeli hak suara, dan hal ini diketahui oleh Federasi Sepak Bola Australia (FFA).
Pada Kamis (13/11) lalu, kesimpulan penyelidikan Garcia tersebut dipublikasikan, meski sang penyidik mengatakan bahwa kesimpulan tersebut tidak benar-benar mencerminkan hasil investigasinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Australia menyumbangkan AUS$46 juta dalam persiapan proses pencalonan tuan rumah, namun pada akhirnya negara tersebut hanya mendapatkan satu suara. Hak tuan rumah lalu jatuh ke tangan Qatar, yang dinyatakan bersih dari proses suap-menyuap jika berdasarkan simpulan laporan tersebut.
Tim pencalonan Australia mencoba untuk menggunakan sebagian dari uang pemerintah tersebut untuk menyuap para pemilih, demikian ujar laporan.
"FFA sadar dengan efek dari praktek seperti ini," ujar Joachim Eckert, ketua dari Komite Etik FIFA, pada kesimpulan laporan tersebut.
FFA sendiri berkata akan menghubungi komite tersebut untuk menentukan langkah selanjutnya dan akan mengulas laporan FIFA tersebut sebelum mengeluarkan komentar.
Laporan tersebut mencantumkan adanya dua konsultan yang melanggar etika dan aturan tertulis dalam proses pencalonan Australia sebagai tuan rumah.
Laporan juga mengidentifikasi adanya sumbangan dari Australia kepada Confederasi Sepak Bola Oseania ketika proses pemilihan tuan rumah dilakukan.
FFA juga memberikan "pembayaran khusus" kepada Konfederasi Sepak Bola Amerika Tengah dan Utara serta Asosiasi Sepak Bola Karibia (Concacaf).
Pembayaran yang dilakukan Australia ini juga disalurkankepada sebagian dana pribadi Jack Warner --seorang anggota komite pemilihan tuan rumah Piala Dunia. Di kemudian hari Warner mengundurkan diri setelah FIFA mendakwanya dengan tuduhan menerima suap.
Cara yang dilakukan Australia adalah dengan menyalurkan dana tersebut untuk proyek pengembangan sepak bola di Afrika, benua asal Jack Warner, dengan imbalan mendapatkan dukungan dalam menjadi tuan rumah.
"Tim pencalonan Australia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 memberikan dukungan finansial dengan label 'proyek pengembangan sepak bola' di negara-negara asal para anggota komite eksekutif FIFA."