Jakarta, CNN Indonesia -- FIFA memerintahkan penyelidikan terhadap sembilan tim yang mencalonkan diri untuk tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 setelah muncul sejumlah tuduhan penyuapan.
Rusia memenangkan hak untuk menjadi penyelenggara Piala Dunia 2018 dengan mengalahkan Inggris dan juga Belanda-Belgia serta Spanyol-Portugal yang mengajukan diri sebagai tuan rumah bersama.
Inggris sendiri hanya mendapatkan dua suara setelah digadang-gadang akan terpilih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, secara mengejutkan Qatar terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 dengan mengalahkan Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Qatar sempat dituduh membayar petinggi FIFA uang sejumlah 3 juta poundsterling untuk mengamankan suara dalam proses pemilihan tersebut.
FIFA lalu meminta Michael Garcia, seorang pengacara asal Amerika Serikat untuk melakukan penyelidikan independen pada pihak-pihak terkait proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia tersebut.
Selama 18 bulan, Garcia melakukan investigasi dengan memberikan janji kepada narasumber bahwa nama mereka tidak akan diungkap ke publik jika mereka mau memberikan bukti.
Sebelum Piala Dunia 2014 di Brasil dimulai pada Juni lalu, Garcia menyerahkan laporannya kepada Komite Eksekutif dan Komite Etik FIFA.
Satu minggu sebelum Garcia menyerahkan laporan, satu sumber yang tidak mau disebutkan namanya, mengirimkan ribuan bukti melalui surat elektronik kepada media Inggris, The Sunday Times, tentang adanya praktek penyuapan dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia yang terkait mantan wakil presiden FIFA asal Qatar, Mohammed Bin Hammam.
Garcia sendiri berkata bahwa bukti-bukti tersebut terlambat dikirimkan dan tidak dimasukkan ke dalam laporan yang ia serahkan kepada FIFA.
Semenjak Piala Dunia usai, muncul kontroversi tentang laporan Garcia tersebut. Beberapa pihak, seperti Michel Platini dan Franz Beckenbauer, meminta laporan dipublikasikan secara utuh.
Sementara itu, Sepp Blatter dan beberapa petinggi FIFA lainnya mengatakan bahwa laporan tidak mungkin disebarluaskan untuk menjamin kerahasiaan dan keamanan para sumber yang namanya tertulis dalam laporan.
Pada Kamis (13/11), Komite Etik FIFA menyampaikan kesimpulan setebal 42 halaman yang diintisarikan dari laporan Garcia yang setebal 430 halaman. Kesimpulan FIFA sendiri menyatakan bahwa baik Qatar dan Rusia tidak bersalah dan dibebaskan dari tuduhan suap.
Intisari yang diberikan FIFA menyatakan bahwa negara Timur Tengah tersebut terbebas dari segala tuduhan, meski beberapa individu bisa terkena hukuman karena melakukan hal yang tidak etis.
Namun, satu jam setelah intisari laporan dibeberkan FIFA kepada publik, Garcia dengan marah berkata bahwa FIFA melakukan interpretasi yang salah terhadap laporannya.