Swiss, CNN Indonesia -- Pekan depan, FIFA akan menggelar pertemuan dan
voting terkait publikasi hasil investigasi kasus dugaan suap saat menentukan negara penyelenggara Piala Dunia 2018 dan 2022.
Pertemuan tersebut rencananya akan digelar di Marrakesh, Maroko.
Sebelumnya, atas alasan hukum, badan sepak bola dunia itu menolak mempublikasi hasil investigasi pengacara asal Amerika Serikat, Michael Garcia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
FIFA mengatakan, federasi sepak bola itu terikat kode etik yang tidak memungkinkan membuka laporan itu ke publik.
Namun, anggota Komite Eksekutif FIFA asal Jerman, Theo Zwanziger, meminta perubahan kode etik tersebut.
Dengan demikian, FIFA bisa membuka laporan yang telah lebih dulu mengalami beberapa suntingan. Salah satunya adalah identitas saksi yang ditemui Garcia selama penyelidikannya.
Sebelumnya, FIFA menginstruksikan Garcia untuk melakukan penyelidikan karena tuduhan suap pada anggota komite pemilihan tuan rumah Piala Dunia.
Laporan tersebut diserahkan pada hakim FIFA asal Jerman, Hans-Joachim Eckert, pada Juli 2014 lalu.
Presiden FIFA, Sepp Blatter, telah menyatakan laporan tersebut tidak akan dipublikasikan dengan alasan menjaga keamanan saksi mata dan narasumber.
Di lain sisi, sejumlah anggota komite eksekutif FIFA sendiri telah mendukung laporan tersebut diungkap.
Baca juga:
FIFA Hukum Persebaya, PSIS, dan Persires Bali