Jakarta, CNN Indonesia -- Saat Ellyas Pical ditangkap polisi lantaran kasus narkoba pada 2005 lalu, banyak masyarakat yang terkejut. Pasalnya, Elly dikenal sebagai sosok pendiam yang juga religius.
Setelah itu semua mata publik pun terbuka lebar tentang bagaimana profesi tinju di Indonesia dan jaminan masa depan yang ada di dalamnya.
Soal jaminan masa depan petinju, hal itu juga menjadi perhatian mantan juara dunia tinju kelas bulu WBA, Chris John. 'The Dragon' saat ini telah pensiun usai dikalahkan Simpiwe Vetyeka pada Desember 2013.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chris John mengakui kehidupan masa depan petinju di Indonesia masih belum dalam taraf yang bagus dan memuaskan.
"Saya khawatir hal ini nantinya bisa berpengaruh pada regenerasi tinju di Indonesia. Jika masa depan petinju tidak jelas, maka tidak akan ada lagi yang tertarik untuk bercita-cita menjadi petinju," ujar Chris John kepada
CNN Indonesia.
Karena itu, pria 35 tahun itu berharap bisa mewujudkan keinginannya untuk kembali menggairahkan dunia tinju profesional di Indonesia.
"Saat ini, memang masih sebatas angan dan harapan, namun saya ingin bisa berkontribusi dalam mewujudkan pertandingan tinju yang lebih rutin dan intens," ucap Chris John.
"Dulu, di awal karier saya petinju level nasional sudah terbilang lumayan secara finansial. Hal itu lantaran banyak pertarungan yang digelar dan disiarkan televisi, yang berdampak pada naiknya penghasilan yang mereka terima," sambungnya.
Minim pendapatanKehidupan petinju di Indonesia saat ini terbilang sulit secara umum. Hal itu juga diungkapkan Daud Yordan, petinju Indonesia yang pernah mencicipi gelar juara dunia kelas bulu IBO dan kelas ringan IBO.
Daud, yang saat ini sedang berjuang agar bisa menjadi juara dunia kelas ringan versi WBO, menegaskan, perlu bantuan pemerintah untuk bisa memperbaiki persoalan tinju dalam negeri.
"Saya berharap Menpora Imam Nahrawi bisa turun tangan untuk hal ini, karena tinju merupakan salah satu olahraga yang sudah terbukti bisa mengharumkan Indonesia di panggung dunia," kata Daud.
Sebagai gambaran, Daud membeberkan bayaran yang didapat petinju Indonesia yang levelnya masih nasional.
"Untuk level nasional, sekali bertanding mereka mendapatkan Rp 3 juta. Jelas jumlah itu sangat tidak cukup untuk kebutuhan hidup dan memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi," ujar Daud.
"Jika mereka kalah KO, sesuai regulasi mereka harus istirahat selama tiga bulan. Jadi uang Rp3 juta tadi dibagi tiga bulan karena mereka tidak bisa naik ring, jelas itu sangat kurang," sambung petinju yang dijuluki Cino tersebut.
Menatap Masa DepanTidak hanya memikirkan nasib dunia tinju dan para petinju secara umum, Chris John dan Daud juga telah merancang masa depan mereka masing-masing. Mereka juga tentunya tak mau mengalami kendala finansial usai gantung sarung tinju.
"Jika uang yang kami hasilkan tidak kami putar dan olah menjadi usaha baru, jelas suatu saat akan habis. Jadi memang harus digunakan untuk memulai usaha," tutur Chris John.
Chris John sendiri saat ini tengah membantu sang istri, Anna Maria Megawati, untuk merintis dan mempromosikan salah satu produk asuransi dari luar negeri.
"Saya saat ini dalam posisi membantu bisnis yang sedang dirintis istri. Untuk usaha yang sifatnya pribadi milik sendiri, sampai saat ini saya masih menimbang sektor apa yang akan dipilih," ucapnya.
Ketika ditanya apakah sempat mengalami frustrasi usai memutuskan gantung sarung tinju, Chris John justru menampik anggapan tersebut.
"Saya justru menikmati momen saat ini, karena bisa berkumpul dengan keluarga lebih sering. Mungkin saya belum merasa jenuh karena baru satu tahun tak bertinju, jadi belum ada rasa rindu rutinitas," ujar petinju asal Banjarnegara ini.
Daud, walaupun belum pensiun, juga sudah mulai merancang masa depan pasca-gantung sarung tinju.
"Bukan hanya petinju, gambaran umum atlet di Indonesia juga masih suram pasca pensiun. Yang berprestasi saja masih mungkin bangkrut, apalagi yang hanya berprestasi rata-rata," ucap Daud Yordan.
"Karena itu saya pribadi juga harus mulai berpikir. Memang belum ada jenis usaha yang saya dirikan, namun saya sudah mulai menyisihkan sebagian pendapatan untuk modal usaha," ucap Daud.
(har/har)