Menguak Tabu Masa Haid Atlit Perempuan

CNN | CNN Indonesia
Senin, 09 Feb 2015 12:09 WIB
Merujuk pada masa haid sebagai penyebab kekalahan seorang atlit perempuan menguak tabu di dunia olahraga, tetapi bisa menjadi senjata bagi kaum perempuan.
Petenis Perempuan nomor satu Inggris Heather Watson mengaku kalah di Australia Terbuka karena sedang haid. (Reuters/Carlos Barria )
London, CNN Indonesia -- Seberapa besar informasi untuk bisa dikatakan terlalu banyak informasi? Perdebatan mengenai masa haid muncul ketika petenis Inggris Heather Watson mengatakan kalah dalam pertandingan Australia Terbuka karena “girl things" atau masalah wanita.

“Apakah tabu terakhir olahraga telah dibuka?” tanya seorang pengamat olahraga, setelah petenis berusia 22 tahun ini mengatakan dia merasa “kepala enteng” dan “tidak ada energi,” karena sedang haid.

“Kita berbicara mengenai masalah seksual dengan cukup terbuka, kita membicarakan soal operasi pembesaran payudara, saat ini kita berbicara mengenai banyak hal dan tidak membuat orang terheran-heran,” uja Annabel Croft, mantan petenis nomor satu Inggris, kepada CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Akan tetapi masalah ini tidak pernah dibicarakan. Saya mengerti alasannya, hal itu bukan tontonan yang enak dilihat, kan?” kata pendiri pakaian anti bocor bermerek “Diary Doll” yang dijual secara online ini.

“Tetapi karena Heather mengatakan hal itu dengan tanpa pretensi, dan cara yang baik, membuat orang berpikir “wow” ini juga terjadi pada para atlit.”

Ketika media dunia mengawasi setiap gerak-gerik mereka, seringkali terasa tidak ada batasan ketika membicarakan kondisi fisik dan mental para atlit dunia.

Dan, wajah pesepakbola Argentina Javier Mascherano pun tidak berubah ketika mengatakan kepada wartawan bahwa anusnya robek ketika menyelamatkan gawang timnya dalam Piala Dunia tahun lalu.

Sementara itu, pemain kriget Michael Yardy harus pulang lebih dulu dari tur internasional pada 2011 karena menderita depresi.

“Urusan Perempuan”

Lalu kenapa semua terdiam ketika membicarakan fakta alami yang dialami atlit perempuan, dan pada kasus Watson situasi alami ini mempengaruhi prestasinya?

“Perempuan dewasa di kantor pun dengan diam-diam menyembunyikan tampon atau pembalut wanita ketika harus ke kamar mandi, bukan menyembunyikan darah tetapi menyembunyikan bahwa mereka sedang haid,” kata Karen Houppert, pengarang “The Curse: Confronting the Last Unmentionable Taboo, Mensturation, kepada CNN.

Dia mengatakan kerahasiaan ini sebagian disebabkan oleh fakta bahwa tempat kerja secara historis adalah “ruang kaum lelaki” dan kaum perempuan harus beradaptasi dengan itu.

“Menurut saya hal itu juga berhubungan dengan seksualitas sehingga orang merasa tidak nyaman,” kata Houppert.

“Girl Things”

Meski Houppert mendukung keterusterangan Watson, dia mengatakan dengan menggambarkan haid sebagai “girl things” seakan mengabadikan budaya menyembunyikan.

“Saya ingin dia lebih terbuka, karena menurut saya istilah itu menambah keanehan yang muncul dari topik ini,” kata Houppert.

“Secara historis kita membicarakan menstruasi dengan eufemisme yang telah digunakan selama berabad-abad: Wrong time of the month; Communists in the summer house; The misery; Under the weather; Weeping wound; Package of troubles.”
Pernyataan Heather Watson bisa membuat topik haid di kalangan atlit perempuan bukan lagi tabu yang tak patut dibicarakan. (Reuters/Carlos Barria )
Apakah petenis nomor satu Inggris ini membuat feminisme di arena olahraga mundur satu langkah dengan merujuk pada menstuasi yang dialaminya?

“Ini berpotensi menjadi masalah bagi kaum perempuan karena masa haid bisa digunakan sebagai senjata,” kata Houppert.

“Orang dengan mudah mengatakan kepada seorang perempuan yang sedang marah atau emosional “oh dia sedang haid”. Ini satu cara untuk tidak tidak memvalidasi pernyataan seorang perempuan.”

Inga Thompson, seorang pebalap sepeda profesional, mengatakan ada garis tipis antara keterbukaan dan mengecilkan kemampuan atletik seorang wanita.

“Saya merasa harus melindungi cabang olahraga saya. Anda tidak mau mengeluarkan “kartu perempuan” karena kami berjuang keras untuk mendapatkan persamaan,” katanya kepada CNN.

“Memang benar sehari sebelum dan sesudah masa haid, saya masih merasa lemah. Apakah saya sedemikian lemah dan kalah karena itu? Tidak.

Annabela Croft mengatakan pernah merasa sangat pusing karena sedang haid sehingga harus mundur dari pertandingan turnamen Grand Slam, “Saya tidak merasa harus mengatakan alasannya. Seperti banyak atlit perempuan saya menderita dengan diam-diam,” ujarnya.

Kuatkan Diri?

Setiap perempuan berbeda dan mensturasi tidak bisa menjadi faktor penentu di lapangan pertandingan.

Bahkan, pelari Inggris Paula Radcliffe mengatakan kepada BBC bahwa dia sedang dalam masa haid ketika memecahkan rekor dunia di Maraton Chicago pada 2002.

Thompson mengatakan dalam sejumlah kasus, pebalap sepeda profesional tidak mendapat haid karena berat badan mereka yang ringan.

Croft mengatakan di sirkuit tenis, pemain terkadang mengkonsumsi pil untuk melewatkan masa haid ketika mengikuti pertandingan besar. Dia mengingat tekanan untuk bermain di Wimbledon dengan seragam putih ketika sedang haid, dan kamera mengikuti setiap gerakannya.

“Mengerikan, karena roknya bergerak-gerak akibat angin, dan anda tidak mau terjadi satu insiden,” katanya.

“Hanya ada satu kali kesempatan untuk ke toilet dan pertandingan bisa berjalan berjam-jam!”

Jadi apakah Watson memimpin satu era keterbukaan di kalangan atlit perempuan?

“Dia membuka perdebatan, dan menurut saya di masa depan akan lebih mudah membicarakannya karena topik itu sudah dikemukakan sebelumnya. Saya pikir langkah itu cukup bersejarah,” kata Croft.

“Tetapai apakah wartawan berani atau tidak untuk bertanya dalam jumpa pers: Apakah anda kalah hari ini karena sedang haid? Saya tidak yakin hal ini akan terjadi.”

Sumber
https://edition.cnn.com/2015/02/06/sport/heather-watson-tennis-sport-women-menstruation-period/index.html (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER