Kisah Di Balik Jersey Sepak Bola

Dika Dania Kardi & Vetriciawizach | CNN Indonesia
Senin, 16 Feb 2015 11:31 WIB
Jersey olahraga bukan sekedar perlengkapan pertandingan saja. Ada nilai, kisah dan sejarah yang terkandung di dalamnya.
Keinginan para pendukung mengasosiasikan diri dengan tim dan pemain idolanya menjai ladang bisnis yang menggiurkan bagi manajemen.(REUTERS/Susana Vera)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI menerapkan aturan larangan impor pakaian bekas, para kolektor kostum sepak bola original (jersey) berteriak. Pasalnya mengoleksi jersey klub idola adalah hobi yang berawal dari kegemaran atas sebuah klub.

Jersey baru tentu mudah didapatkan di toko-toko perlengkapan olahraga. Namun, jersey beberapa klub sepak bola yang jaya di masa lampau justru didapat kolektor Indonesia dari pendukung bola di luar negeri. Tentu saja bekas. Namun, bukan berarti nilainya menjadi berkurang.

Sebagaimana barang koleksi lainya, jersey memiliki nilai historis yang menandai perjalanan satu klub sepak bola. Kemunculan jersey sendiri memiliki sejarah panjang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir dari situs Historical Kits, penggunaan seragam untuk membedakan dua tim yang bertanding.

Pada akhir abad ke-18 ketika sepak bola mulai populer di Inggris--negara yang dikenal sebagai negara asal olahraga itu-- belum ada aturan mengenai tentang jersey. Semua pemain berhak memakai pakaian yang mereka suka.

Aturan itu baru keluar pada 1891, ketika otoritas sepak bola Inggris (FA) memutuskan klub-klub wajib memakai pakaian yang seragam.

Sejak saat itu hingga sekarang inovasi jersey terus berubah. Dari mulai bahan, hingga model.

Pada masa awal seragam diberlakukan, FA mendata warna dasar dari seragam setiap klub. Pada masa tersebut jersey lebih berat karena berasal dari bahan wol dan berlengan panjang. Celana yang digunakan pun panjang.

Aturan jersey kandang-tandang baru muncul pada 1920an ketika tim tuan rumah dan tamu memiliki warna dasar yang sama.

Bentuk Jersey

Sejak akhir abad ke-19, bentuk jersey juga banyak mengalami inovasi. Dari yang serba besar dan tertutup pada masa awal, serba mini pada era 1960an hingga 1990an awal.

Dasawarsa 1990an tren jersey kembali lagi ke bentuk longgar atau terlalu besar. Pemain-pemain seperti Roberto Baggio, Frank de Boer, dan lain-lain pada masa itu mengenakan jersey yang terlihat lebih lebar dibandingkan era sebelumnya yang mini.

Teknologi inovasi busana kemudian kembali berubah ketika memasuki milenium baru. Di awal milenium ketiga, Kappa mendobrak tren jersey dengan menerbitkan seri kombat yang digunakan timnas Italia di ajang Piala Eropa 2000. Setelah itu hingga saat ini, jersey-jersey sepak bola umumnya sudah menjadi slim-fit.

Jersey itu lebih menempel ke tubuh pemain untuk memudahkan pergerakan dan meminimalisasi pemain lawan menarik baju. Sejak saat itu, teknologi minimalis terus menempel pada jersey-jersey klub sepak bola maupun tim nasional.

Selain itu sistem distribusi ventilasi angin pun mulai diterapkan lewat panel berongga pada kain jersey.

Bukan hanya bentuk dan bahan saja yang mengalami inovasi. ornamen-ornamen dari jersey pun mengalami perubahan-perubahan. Pada era 1990an, penggemar sepak bola akrab dengan jersey yang memiliki kerah, kancing hingga bagian atas dada.

Kemudian jersey-jersey berlengan panjang yang dipakai pada musim dingin pun mudah ditemukan. Pada akhir 2000an, tren jersey berkerah, berkancing, dan jersey lengan panjang itu mulai meredup.

Untuk mengatasi rendahnya temperatur di musim dingin, produsen jersey sudah menyediakan dalaman yang menempel ke tubuh untuk meminimalisasi pemain merasa kedingininan.

Jersey yang digunakan pun sudah amat jarang yang berlengan panjang akibat adanya penemuan tersebut.

Sempat ada periode ketika jersey sepak bola memiliki desain longgar dan terlihat "kebesaran." (Getty Images/Ben Radford)


Nama, Nomor Punggung, dan Sponsor

Aturan mengenai pemberian nomor di setiap jersey mulai diketahui dibekukan pada akhir 1920an. Ketika di Indonesia--saat itu Hindia Belanda--para pemuda menggalang sumpah persatuan, di Eropa FA membakukan penggunaan nomor untuk jersey yang digunakan pemain.

Jersey itu disesuaikan dengan posisi pemain di belakang, dengan kiper utama menggunakan nomor paling kecil, 1, dan seterusnya yang tertinggi sesuai posisi di lapangan.

Tren sponsor mulai ambil bagian dari jersey terjadi pada dasawarsa 1980an. Resminya itu terjadi ketika Liverpool mengikat kontrak dengan Hitachi pada 1979. Mulai saat itu bom sponsor pun menyebar.

Tidak cuma di bagian depan, logo sponsor pun menempel di tempat lain di jersey. Seperti FC Basel yang musim ini memasang tiga sponsor di jersey saat tampil di liga domestik.

Atau di tanah air, misalnya Persib Bandung, yang menempel hingga sembilan nama sponsor di jersey saat mengarungi Liga Super Indonesia (ISL) 2015 nanti.

Namun, jauh sebelum Liverpool memunculkan gebrakan sponsor itu, pada pertengahan 1970an, klub Inggris Kettering Town pernah mengakali aturan FA dan memasang sponsor di jersey mereka.

Klub itu memajang merek lokal 'Kettering Tyres' yang diperpendek jadi 'Kettering T' --seolah-olah itu adalah kependekan dari 'Kettering Town'untuk mengakali FA. Namun, FA tak setuju dan memerintahkan klub itu menanggalkan nama Kettering T dari Jersey dan menghukumnya dengan denda.

Bukan hanya jersey untuk bermain di pertandingan, klub pun mencoba mencari peluang lewat seragam latihan dan lain-lain. Tentu saja sponsornya pun berbeda-beda.

Seperti Liverpool yang memiliki sponsor bank Standard Chartered, namun untuk seragam latihan sponsor yang tertera adalah maskapai nasional, Garuda Indonesia.

Bisnis Jersey

Pendukung klub sepak bola akan mengasosiasikan dirinya dengan klub--bahkan dengan pemain idolanya--lewat replika jersey. Penggunaan jersey adalah kebanggaan para pendukung.

Namun, itu pun tergantung dari nilai sejarah dari model jersey serta desainnya sendiri.

Bagi klub, penjualan jersey akan menjadi ajang bisnis untuk meraup untung. Setiap awal musim apparel yang menjadi sponsor klub selalu memunculkan jersey dengan model baru.

Tidak ada yang salah dari model jersey sebelumnya, namun itu dilakukan untuk meraup uang dari para pendukung tim. Selain jersey utama, jersey tandang adalah yang paling banyak diolah desain dan modelnya oleh penyedia perlengkapan olahraga klub. Proyek baru setiap awal musim. (kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER