Tan Joe Hok Wujudkan Mimpi Soekarno

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Sabtu, 28 Feb 2015 13:18 WIB
Di era ketika presiden Soekarno berambisi untuk membuat nama Indonesia berjaya berjaya di dunia internasional, Tan Joe Hok sukses melakukannya.
Di kediamannya di Jakarta Selatan, Tan Joe Hok menunjukkan foto presiden Soekarno bersama Piala Thomas. (CNN Indonesia/Putra Permata Tegar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sepanjang hidupnya, seorang Tan Joe Hok pernah bertemu dengan seluruh presiden di Indonesia, mulai dari Soekarno, Gus Dur hingga Joko Widodo. Menyandang status legenda bulutangkis Indonesia memang membuatnya sering diundang tokoh-tokoh penting tanah air.

Namun di antara semuanya, menurut Tan Joe Hok, bertemu dengan presiden Soekarno lah yang membuatnya paling bangga. Bagi dirinya, Soekarno juga yang mengobarkan rasa nasionalisme demikian besar dalam dadanya.

Tak heran dalam percakapan Tan Joe Hok dengan CNN Indonesia nama Soekarno beberapa kali terselip dalam kalimat-kalimatnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dan Tan Joe Hok membayar tuntas dorongan nasionalisme tersebut dengan rentetan prestasi untuk sang presiden. Ia adalah orang yang berhasil mewujudkan mimpi Soekarno untuk membuat Indonesia berjaya di olahraga.

Di era Tan Joe Hok, Soekarno sendiri memang tengah gencar-gencarnya membuat nama Indonesia terlihat perkasa di mata dunia. Ia juga tak segan menggunakan olahraga sebagai perpanjangan tangan diplomasi Indonesia di dunia internasional.

Kala itu presiden pertama Indonesia itu membangun Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan ambisi membangun stadion terbesar di dunia. Di sepak bola, pemerintah Indonesia pun mengirimkan tim nasional untuk melakukan tur keliling ke negara-negara Eropa.

Salah satu upaya lain Soekarno adalah dengan menyelenggarakan Asian Games di hadapan publik tanah air, di mana Indonesia mengincar sukses prestasi dan sukses penyelenggaraan.

Keberhasilan Tan Joe Hok, Ferry Sonneville dkk memenangkan Piala Thomas membuat bulu tangkis jadi salah satu nomor andalan di gelaran Asian Games 1962 yang berlangsung di Jakarta.

Tan Joe Hok serta tim bulu tangkis Indonesia pun sukses mewujudkan harapan tersebut.

Indonesia meraih lima emas dari enam emas yang diperebutkan. Tan Joe Hok sendiri berhasil berperan dalam dua emas yang didapat yaitu di nomor tunggal putra dan di nomor beregu putra.

"Harusnya bisa dapat satu emas lagi di ganda putra, namun sayang kami kalah di babak final," ucap Tan Joe Hok yang saat itu berpasangan dengan Liem Tjeng Kiang.

Dua tahun setelahnya, Tan Joe Hok memiliki kesempatan untuk menuntaskan kegemilangan mereka di dunia bulutangkis, tepatnya di Piala Thomas 1964.

Tan Joe Hok dan Ferry lagi-lagi menjadi ujung tombak tim Indonesia. Sebelum kejuaraan banyak keraguan yang mengiringi lantaran Tan Joe Hok dan Ferry semakin menua dan tidak terlalu aktif berkompetisi.

Namun lagi-lagi, dynamic duo tim bulu tangkis Indonesia ini kembali bisa menjawab harapan masyarakat Indonesia.

Tan Joe Hok, Ferry dan sejumlah pemain lainnya yang merupakan campuran nama lama dan baru seperti Ang Tjin Siang, Tan King Gwan, Unang, dan Tutang Djamaludin  berhasil membawa Indonesia mengalahkan Denmark yang diperkuat sang bintang Erland Kops dengan skor 5-4 di Jepang.

Kops yang merupakan juara All England tiga kali saat itu (1961, 1962, 1964) bahkan seolah menjadi biang kekalahan Denmark lantaran takluk di tangan Tan Joe Hok dan Ferry pada dua partai yang ia mainkan.

"Saya hanya kebetulan diberi anugerah oleh Tuhan Yang Maha Kuasa karena saya bersama teman-teman mampu membawa Indonesia juara Piala Thomas tiga kali beruntun," kata Tan Joe Hok.

"Bulu tangkis makin digemari di Indonesia setelah itu karena kami mampu membuktikan Indonesia bisa jadi yang terbaik di dunia, bahkan untuk tiga kali penyelenggaraan beruntun."

Sukses di tahun 1964 ini boleh dibilang merupakan persembahan terakhir dari generasi emas edisi pertama tim bulu tangkis Indonesia.

Momen-momen ini pula yang menjadi momen terakhir kekompakan Tan Joe Hok dan Ferry sebelum keduanya berbeda pendapat soal bulu tangkis Indonesia pada gelaran berikutnya di tahun 1967.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER