Jakarta, CNN Indonesia -- Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sudah tiga kali beruntun memenangi All England dan itu berarti andai mereka kembali menang tahun ini, maka mereka bakal berdiri sejajar dengan para pemilik rekor kemenangan beruntun di ganda campuran.
All England memiliki sejarah panjang yang sudah berlangsung sejak tahun 1899. Namun dalam kurun waktu tersebut, rekor kemenangan beruntun sebuah pasangan di nomor ganda campuran hanyalah ada di angka empat tahun beruntun.
Rekor kemenangan empat tahun beruntun itu dipegang oleh George Alan Thomas/Hazel Hogarth (1914 kemudian 1920-1922, karena 1915-1919 All England ditiadakan) dan Donald C. Hume/Betty Uber 1933-1936.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah jeda Perang Dunia II dan invasi negara-negara luar ke All England, tidak ada lagi pasangan yang mampu menjadi juara All England selama empat kali beruntun.
Ganda yang nyaris melakukan penyamaan rekor itu adalah Poul Holm/Tonny Ahm (1950-1952) dan Park Joo-bong/Chung Myung-hee (1989-1991) yang membukukan kemenangan tiga kali beruntun.
Itu berarti, jika Tontowi/Liliyana sukses memenangkan All England edisi tahun ini, maka mereka bakal menjadi satu-satunya pasangan pasca jeda Perang Dunia II yang sukses memenangi titel ganda campuran All England empat kali beruntun.
Jika dibandingkan empat nomor lainnya dimana para pemenang berganti tiap tahunnya, dominasi Tontowi/Liliyana di nomor ganda campuran pun makin terasa luar biasa.
"Kami siap untuk berjuang merebut gelar keempat All England bagi kami. Kami tidak ingin berkata bahwa kami ingin mempertahankan gelar karena kata'pertahankan' itu sepertinya mengandung beban yang berat," ucap Liliyana sebelum keberangkatan.
"Banyak orang bilang bahwa kami hebat saat kami memenangi gelar ketiga All England secara beruntun tahun lalu. Namun kini ada tantangan bagi kami untuk memenangkan keempat kalinya secara beruntun," tutur Liliyana.
"Persiapan sudah kami lakukan dengan baik. Mohon doa dari semuanya agar kami bisa kembali menjadi juara," kata Tontowi menambahkan.
All England, Rumah Tontowi/LiliyanaKegemilangan Tontowi/Liliyana di ajang All England memang menarik untuk disimak. Ditengah persaingan ketat di nomor ganda campuran, mereka selalu bisa berjaya di All England dalam tiga tahun terakhir.
Padahal jika mengacu pada rekor pertemuan, Tontowi/Liliyana pun boleh dibilang tidak dominan jika dibandingkan tiga rival utama mereka, Zhang Nan/Zhao Yunlei, Xu Chen/Ma Jin, dan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen.
Tontowi/Liliyana kalah 7-10 dalam rekor pertemuan melawan Xu Chen/Ma Jin, tertinggal 5-6 dari Zhang Nan/Zhao Yunlei, dan hanya memenangi dua pertandingan dari tujuh partai melawan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen.
Namun semua itu tidak berarti di All England. Tontowi/Liliyana adalah penguasa di All England dan dua tahun terakhir mereka sukses mengalahkan Zhang Nan/Zhao Yunlei di partai final.
"Tontowi/Liliyana memiliki fokus dan konsentrasi luar biasa saat menghadapi ajang penting macam All England. Itu yang selalu terjadi sehingga mereka bisa sukses meraih All England tiga tahun terakhir," ucap pelatih ganda campuran Richard Mainaky.
Selain itu, menurut Richard, kesuksesan mereka di All England pada tiga tahun terakhir juga makin membuat mereka percaya diri.
"Tontowi dan Liliyana selalu percaya diri saat tampil di All England. Ini sangat membantu mereka saat mereka mendapat tekanan di momen-momen penting."
"Kemenangan juga tidak membuat mereka terlena. Itu terlihat dari durasi persiapan kami yang tetap seperti tahun-tahun sebelumnya, panjang dan matang."
(ptr/ptr)