Rudy Hartono: Di Pekan Raya Jakarta Kami Berjumpa

Vriana Indriasari | CNN Indonesia
Sabtu, 21 Mar 2015 16:04 WIB
Pekan Raya Jakarta yang dulu mengambil lokasi di kawasan Monumen Nasional (Monas), menyimpan kisah pertemuan sepasang kekasih bernama Rudy dan Jane.
Rudy Hartono mengikuti cucunya berlatih tenis di kawasan Bulungan, Jakarta, 12 Maret 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak banyak kisah romantis yang dituturkan Rudy Hartono, sosok legenda All England dari Indonesia. Pembawaannya yang santai ternyata terbawa kala menjalin kasih dengan wanita yang kini telah memberinya dua anak.

Sosoknya sebagai penguasa dunia bulutangkis kala itu membawa Rudy bak seorang selebritis. Penggemarnya pun bermunculan. "Telepon rumah saat itu tidak berhenti berdering, sampai harus dicabut kabelnya," kata Rudy berbagi kisah dengan CNN Indonesia.

Siapa tak ingin kenal dan dekat dengan Rudy muda yang berprestasi, tampan, dan terkenal. Namun sayangnya, saat itu pikiran Rudy muda dipenuhi target meraih kemenangan dan terus menjadi juara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adalah sosok wanita cantik bernama Jane Anwar yang berhasil meraih sedikit perhatian. Di tengah keriuhan Pekan Raya Jakarta (PRJ) di Monas pada 1969, Rudy dan Jane berkenalan. "Saat itu kan PRJ memang jadi hiburan rakyat."

Dikatakan Rudy, Jane adalah salah satu penggemarnya. Meski seringkali menghindari kejaran para penggemar, Rudy mengaku tak bisa melakukan itu kepada Jane.

Mereka pun menjalin hubungan yang diakui Rudy jauh dari romantis. Rudy tetap saja lebih memilih sibuk mengejar mimpi-mimpinya menjadi juara.

"Saya sibuk latihan. Apalagi mimpi saya kan menjadi juara. Maka saya harus mengabaikan hal lainnya dan hanya konsentrasi pada latihan."

Tujuh tahun lamanya sejoli ini menjalin hubungan 'tak biasa'. "Dia sangat sabar meski saya tinggal latihan terus," ucap Rudy.

Menurut Rudy, butuh wanita yang mampu menerima dan mengerti dunia olahraga di matanya untuk bisa terus bersamanya. Dan Jane membuktikan diri mampu menerima Rudy muda apa adanya.

Akhirnya, Rudy pun memutuskan untuk menikahi Jane. Mereka mengikat janji suci tepat pada 28 Agustus 1976. Pertemuan di PRJ pun membawa keduanya berlabuh dalam ikatan perkawinan yang indah.

Kegembiraan Seorang Kakek

Dari Jane, Rudy mendapatkan dua orang anak , Christopher dan Christine. Namun, menurutnya, ia lebih sering mencurahkan perhatiannya kepada kedua cucunya.

Hal ini terlihat ketika CNN Indonesia menemaninya melakukan kegiatan yang paling ia senangi, yaitu mengantar cucu perempuannya berlatih tenis.

Setidaknya dua kali dalam sepekan Rudy mengantar gadis kecil berusia empat tahun ke sebuah lapangan tenis dalam ruangan di kawasan Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Saya dulu tak sempat lakukan ini kepada anak-anak saya sendiri," katanya sembari tersenyum memperhatikan sang cucu yang tengah mengayunkan raket tenisnya.

Adalah Gwen Kurniawan, gadis mungil yang terlihat tengah berjingkrak bahagia mengejar bola tenis. Tingkah laku Gwen yang menggunakan rok mini warna merah muda itu terus memancing senyum bahagia yang tersungging di wajah Rudy.

Meski sore itu rintik hujan membasahi bumi, Rudy tetap tersenyum mengawal sang cucu. Tak sekejap pun ia duduk.

Rudy terlihat selalu berdiri di tepi lapangan untuk memperhatikan Gwen. Sesekali Gwen menghampiri dan terlihatlah interaksi menarik antara seorang kakek dan cucu yang saling menyayangi.

"Saya tak ingin memaksakan dunia bulu tangkis kepadanya. Yang terpenting, Gwen diperkenalkan pada olahraga. dan sejauh ini, dia menikmati latihan ini. Tak ada yang memaksanya melakukan ini," ujar Rudy.

Menelurkan Bintang Baru

Rudy muda yang berprestasi dan kini menjadi seorang kakek yang mengenyam kebahagiaan dari mengantar cucu. Sederhana, memang.

Menjadi bintang lapangan bulu tangkis selama bertahun-tahun tak pernah membuat Rudy Hartono silau mata.

Melihat kemampuan sesungguhnya dalam diri membuatnya tahu persis kapan harus mundur dari dunia olahraga yang telah membesarkan namanya itu.

Usai menjuarai Piala Thomas pada 1982, Rudy resmi menggantung raket. Namun ia tak serta merta meninggalkan dunia bulu tangkis begitu saja. Ia masih berkecimpung dalam dunia bulu tangkis meski dari pinggir lapangan.

Rudy sempat menjabat Ketua Bidang Pembinaan PB PBSI dalam kurun waktu 1981-1985 di bawah kepengurusan Ferry Sonneville. Ia memusatkan perhatian pada pembinaan pemain-pemain muda.

Kini, di usia yang tak memungkinkan ia mengayunkan raket lagi pun, Rudy masih peduli dengan regenerasi di dunia bulu tangkis. Ia menjabat Ketua Umum PB Jaya Raya, sebuah klub yang terus berusaha menelorkan pebulutangkis andal Indonesia.

Mengantar cucu dan melatih bulutangkis. Dua aktivitas nan simpel yang kini mengisi keseharian seorang Rudy Hartono, seorang peraih gelar All England delapan kali.

Tapi di balik ruang sederhana yang dihiasi beberapa piala di Gedung Olahraga Rudy Hartono tersebut masih tersimpan sosok yang tahu jalan yang harus dilalui untuk menjadi seorang legenda.

Cobalah berbincang dengannya. Maka dengan mata berbinar dan suara tegas Ia akan bercerita bahwa untuk menjadi seorang juara, dibutuhkan kerja keras, fokus, dan keinginan keras untuk tak menjadi atlet manja, hal-hal yang membuatnya mampu mengharumkan nama Indonesia dan membawa bendera merah putih berkibar di puncak kejayaan.  

Terima kasih, Rudy Hartono! (vri/vri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER