Surat Rekomendasi ISL Beredar, Hamidi : Saya di Singapura

Martinus Adinata & Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Jumat, 20 Mar 2015 22:15 WIB
Kisruh pelaksanaan ISL 2015 makin berlanjut dengan munculnya surat rekomendasi dari KONI yang beredar sementara Hamidi mengaku tidak tahu.
Waktu pelaksanaan kompetisi ISL 2015 belum menemukan titik terang sejauh ini. (CNN Indonesia/Dika Dania Kardi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kisruh pelaksanaan Indonesia Super League (ISL) 2015 sepertinya akan berlanjut dengan beredarnya surat rekomendasi untuk melaksanakan Indonesia Super League dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang tak jelas keasliannya.

Surat rekomendasi dengan Kop Surat berlogo KONI itu dikeluarkan pada tanggal 19 Maret 2015. Masalahnya kemudian adalah Hamidi, Sekretaris Jenderal KONI yang namanya tertera sebagai penanda tangan surat mengaku tidak tahu tentang hal itu.

Surat rekomendasi KONI yang beredar.


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sama sekali tidak tahu. Saya sudah berada di Singapura selama dua hari ini," tutur Hamidi saat dihubungi oleh CNN Indonesia.

"Saya tidak bisa memberikan keterangan apa-apa soal surat itu dan siapa yang mengeluarkannya karena saya ada di Singapura," katanya mengulangi.

Kementerian Pemuda dan Olahraga sendiri mengaku heran dengan munculnya surat rekomendasi yang beredar dengan logo KONI tersebut.

"Pasalnya hanya BOPI yang bisa mengeluarkan rekomendasi dan KONI pun seharusnya tahu bahwa surat itu bukan kewenangan mereka karena bertentangan dengan UU Sistem Keolahragaan Nasional (SKN)," tutur Deputi V Kemenpora Gatot Dewa Broto.

Sementara itu Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PP PSSI) Djohar Arifin Husein menyebutkan bahwa PSSI memang mengirim surat kepada KONI pada awal Maret lalu.

"Kami memang mengirim surat kepada KONI karena berdasarkan Undang-Undang, KONI lah yang berhak mengeluarkan rekomendasi terkait penyelenggaraan soal kompetisi," tutur Djohar berpendapat.

Djohar sendiri berharap kompetisi ISL bisa tetap digelar sesuai jadwal yaitu pada 4 April.

"Karena telat satu hari saja, maka akan banyak kerugian yang dialami oleh klub-klub peserta," ucap Djohar.

"Pada prinsipnya, kami pun setuju dengan apa yang direkomendasikan oleh Kemenpora. Namun untuk mewujudkan hal itu, tentunya butuh proses dan tidak bisa langsung dalam sekejap."

"Seharusnya itu yang sama-sama kita lakukan saat ini. Kemenpora bisa ikut mendampingi dan membimbing sambil kompetisi berjalan." (ptr/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER