Jakarta, CNN Indonesia -- Juara Liga Super Indonesia 2014, Persib Bandung, menghargai yang diputuskan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Hal tersebut diutarakan oleh Komisaris Persib, Kuswara S.
"Kami bersyukur Persib termasuk klub yang memenuhi syarat dari sisi legalitas, keuangan, pelaku olahraga profesional, pembinaan dan sosial," kata Kuswara saat dihubungi
CNN Indonesia, Rabu malam (1/4).
Kuswara sendiri tak ingin berkomentar soal keputusan BOPI menggagalkan verifikasi Persebaya dan Arema Cronus karena merasa hal tersebut bukan wilayahnya. Menurutnya hal tersebut tidak elok dan hanya akan memperkeruh suasana. Namun ia menyampaikan bahwa selama ini menjalani komunikasi dengan baik langsung kepada PT Liga yang kemudian diteruskan ke BOPI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun berharap Liga Super Indonesia (LSI) 2015 dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. "Kami ingin kondisi yang kondusif," katanya.
Ke depan, ucap Kuswara, manajemen perusahaan akan mempercayai manajemen tim yang dinahkodai oleh pelatih Djajang Nurjaman, untuk mensukseskan Persib di LSI 2015. "Tantangan ada, tapi alhamdulillah teratasi dengan baik," ucapnya.
Sebelumnya, pimpinan BOPI, Noor Aman, menyatakan bahwa Persebaya dan Arema Cronus tidak lolos verifikasi untuk mengikuti LSI 2015 karena masalah legalitas. Salah satunya adalah karena Persebaya memiliki Surat Izin Usaha Perusahan bukan untuk kegiatan olahraga. (
Baca Juga: SIUP Persebaya untuk Usaha Properti)
Sementara itu, lima klub lainnya, yaitu Mitra Kukar, Persela Lamongan, Gresik United, Perseru Serui, Pelita Bandung Raya, lolos secara bersyarat yaitu diberikan waktu selama setengah putaran kompetisi untuk melengkapi persyaratan.
"Tambahan lima bulan bukan karena kompromi, tapi lebih karena mereka telah berusaha untuk menyelesaikan tanggung jawab mereka. Tapi kalau sampai putaran pertama mereka tidak bisa menyelesaikan, maka izin bisa dicabut."
"ISL sendiri telah berlangsung tujuh tahun. Sebelumnya, kami memang melakukan verifikasi namun sering melakukan kompromi. Saat ini kami lebih ketat karena tidak ingin penurunan prestasi terus berlangsung," kata juru bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S. Dewa Broto.
(vws)