Jakarta, CNN Indonesia -- Federasi Pesepakbola Profesional (FIFPro) Asia kecewa dengan intervensi Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) terkait Liga Super Indonesia (LSI) yang gelarannya dimulai hari ini, Sabtu (4/4).
Dalam surat yag dikirim kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahaowi tertanggal 3 April seperti yang diterima redaksi CNN Indonesia, FIFPro menyatakan rasa terkejutnya karena FIFA memutuskan untuk ikut campur tanpa penyelidikan dan konsultasi lebih dulu kepada lembaga-lembaga yang mewakili pesepak bola Indonesia, termasuk FIFPro dan Asosiasi Pemain Sepakbola Profesional Indonesia (APPI).
FIFA, seperti diberitakan
Reuters, 19 Februari lalu mengirim surat kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang mengingatkan lembaga itu bahwa anggota asosiasi FIFA harus mengatur kegiatannya secara independen tanpa pengaruh dari pihak ketiga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat FIFA tersebut merupakan respons atas surat yang dikirim PSSI setelah Kementerian Pemuda dan Olahraga mengumumkan tak memberi rekomendasi atas berlangsungnya LSI 2015 pada 18 Februari silam.
Untuk itu FIFPro meminta Kemenpora memastikan agar aturan PSSI sesuai dengan regulasi FIFA, mendorong pembentukan dewan penyelesaian peselisihan sepakbola nasional di Indonesia, dan meminta kontrak pemain Indonesia mematuhi persyaratan kontrak minimum yang disetujui FIFA dan FIFPro.
FIFPro menyesalkan pada usianya yang ke-50 tahun ini, sejarah suksesnya dinodai oleh kondisi buruk yang terjadi pada pesepak bola Indonesia. Di sisi lain, FIFPro menyatakan dukungan penuhnya terhadap Menteri Nahrawi.
“Menteri, Anda mendapat dukungan kami untuk sikap berani Anda yang bukan hanya akan menguntungkan pemain, tapi juga menjamin keberlangsungan dan tata kelola baik dalam sepak bola Indonesia,” tulis FIFPro dalam surat yang ditandatangani Ketua FIFPro Asia, Brendan Schwab.
Kongres FIFPro Asia yang digelar di Melbourne, Australia, 30-31 Maret 2015, menyoroti kisruh pelaksanaan
kick off LSI. Kongres FIFPro Asia secara terbuka mendukung rekomendasi BOPI untuk menunda gelaran ISL hingga semua klub dapat memenuhi persyaratan yang berlaku di Indonesia, yakni klub harus memiliki badan hukum jelas, membayar pajak sesuai aturan, dan membayar semua gaji pemain tanpa tunggakan.
Untuk diketahui, Arema dan Persebaya masuk kategori C dalam verifikasi BOPI karena terkendala masalah legalitas, yaitu dualisme kepemilikan.
(agk)