Seoul, CNN Indonesia -- Perdebatan mengenai penggunaan teknologi garis gawang begitu keras menggema di Benua Eropa, tak demikian di Asia.
Kini praktisi sepak bola di Asia pun mulai berbicara mengenai peluang menggunakan teknologi garis gawang dalam pertandingan. Klub asal ibu kota Korea Selatan, FC Seoul meminta konfederasi sepak bola Asia (AFC) untuk mengimplementasikan teknologi garis gawang.
Hal itu perlu, demikian pernyataan Seoul, agar terjadi keadilan dalam olahraga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan teknologi garis gawang diminta Seoul setelah bermain imbang 1-1 dengan juara bertahan Liga Champion Asia, Western Sydney Wanderers, Selasa (7/4).
Pada pertandingan tersebut Seoul berpeluang menang, namun wasit tak mengesahkan gol terakhir klub tersebut.
Ketika pertandingan melewati menit ke-90, bek Seoul Lee Woong-hee melesakkan tembakan ke arah gawang Wanderers.
Kiper Wanderers Ante Covic memang berhasil menangkap bola tersebut, namun dari tayangan ulang terlihat bola melewati garis gawang terlebih dulu.
"Kami menyatakan keprihatianan yang mendalam terhadap AFC," demikian pernyataan klub Seoul seperti dikutip
Reuters, Rabu (8/4). "Kami juga meminta AFC untuk mencegah terulangnya kasus serupa dan untuk mengadopsi teknologi garis gawang guna memastikan perkembangan sepak bola Asia."
Teknologi garis gawang baru digunakan di kompetisi Liga Primer Inggris. Adapun di level internasional teknologi itu diterapkan saat pelaksanaan Piala Dunia 2014 di Brasil. Selain itu kompetisi sepak bola Italia, Serie-A, juga sedang mempertimbangkan untuk mengadopsi teknologi tersebut.
(kid/kid)