Senator Australia Tuntut FIFA Kembalikan Dana Tuan Rumah PD

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Kamis, 28 Mei 2015 15:00 WIB
Australia ikut menjadi salah satu negara yang mengajukan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Setidaknya US$40 juta dikeluarkan Negara Kanguru tersebut.
Ilustrasi Piala Dunia. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)
Canberra, CNN Indonesia -- Seorang senator independen di Australia, Nick Xenophon mengapresiasi tindakan aparat keamanan Swiss menangkap petinggi FIFA terkait skandal korupsi. Penangkapan yang berlangsung tiga hari jelang Kongres FIFA itu dilakukan berdasarkan permintaan kejaksaan federal Amerika Serikat.

Penangkapan petingg-petinggi FIFA itu membuka kembali penyelidikan atas potensi korupsi dan suap terkait proses bidding tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Xenophon mengatakan seharusnya dana yang dikeluarkan Australia untuk bidding tuan rumah PD 2022 dikembalikan. Australia mengeluarkan dana hingga US$40 juta (sekitar Rp527 miliar) untuk mengikuti bidding tuan rumah PD 2022.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mesti ada lagi pembukaan lagi dari tawaran (tuan rumah PD 2022) itu. Ini belum terlambat. Dan paling tidak Australia berhak untuk sebuah pengembalian dana," ujar Xenophon seperti dikutip Guardian di Canberra, Australia.

Dalam jumpa pers menanggapi penangkapan para petinggi FIFA tersebut, Direktur Komunikasi FIFA Walter De Gregorio menegaskan tuan rumah PD 2018 dan 2022 tetap Rusia dan Qatar.

"Apa yang anda harapkan dari kami? Anda mulai berspekulasi (untuk) Qatar dan Rusia (kami akan) melakukan voting ulang. Rusia dan Qatar akan tetap dimainkan. Itulah fakta hari ini. Tidak kurang dan tidak lebih," tegas De Gregorio, Rabu (27/5).

Beberapa jam kemudian lewat pernyataan yang dipublikasi lewat situs FIFA (www.fifa.com), Presiden FIFA Sepp Blatter menegaskan dirinya berkomitmen membasmi setiap kejahatan dalam dunia sepak bola.

'Kami mengerti kekecewaan yang banyak sekali diekspresikan dan saya juga tahu apa yang terjadi hari ini akan berdampak pada cara bagaimana orang-orang memandang kami,' ujar Blatter yang tengah berkompetisi kembali untuk menduduki kursi Presiden FIFA.
Presiden FIFA Sepp Blatter menyampaikan pernyataan resminya lewat situs resmi otoritas sepak bola dunai itu tentang tertangkapnya para petinggi FIFA di Swiss, 27 Mei 2015. (Reuters/Arnd Wiegmann)


Bagi Xenophon, munculnya Blatter itu justru membuatnya menantang balik kepada FIFA. Ia menilai Blatter memiliki banyak hal yang bisa dijelaskan terkait investigasi dugaan skandal dalam penentuan Qatar sebagai tuan rumah PD 2022.

"Betul sekali, Australia telah diperlakukan seperti sebuah mug yang telah mengeluarkan hingga puluhan juta dolar untuk sebuah hal yang sudah digagalkan, dimana tak akan ada sebuah kesempatan karena itu terlihat telah ditetapkan sejak awal oleh FIFA," ujar Xenophon.

Baca fokus pemberitaan Penguakan Skandal Para Petinggi FIFA

Selain Australia, negara-negara yang ikut dalam proses bidding untuk menjadi tuan rumah PD 2022 adalah Amerika Serikat, Korea Selatan, dan juga Jepang.

Australia sendiri tereliminasi pada ronde pertama dengan hanya mendapatkan satu suara.

Secara terpisah, Menteri Olahraga Australia Sussan Ley menyatakan Negara Kanguru itu telah terbukti mampu menjadi tuan rumah kelas dunia untuk ajang olahraga internasional.

"Bagaimanapun, saya kira tak perlu untuk menempatkan uang para pembayar pajak guna mengikuti bidding ulang ketika kita memiliki tuduhan serius tentang korupsi yang berlangsung," ujar Ley.

Baca berita selanjutnya: Asia Tetap di Samping Blatter (kid/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER