Jakarta, CNN Indonesia -- Meski banyak mendapat kritikan, Sepp Blatter masih cukup populer di kalangan pemilik suara dalam proses pemilihan Presiden FIFA. Usai terpilih, Blatter menegaskan bahwa FIFA memang butuh perubahan, namun dalam bentuk evolusi, bukan revolusi.
Meskipun dua hari jelang pemilihan FIFA diguncang oleh penangkapan sejumlah petingginya, namun hal itu belum cukup membuat angin kemenangan Blatter berubah arah. Ia masih cukup perkasa di hadapan Prince Ali Bin Al-Hussein yang jadi satu-satunya pesaing dalam proses pemilihan ini.
Usai terpilih, Blatter pun langsung menyuarakan berbagai pandangannya terkait masa depan sepakbola dan FIFA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita semua tidak butuh revolusi, namun kita selalu butuh evolusi," tutur Blatter seperti dikutip dari FT.
"Saya akan memperbaiki FIFA bersama dengan kalian semua. Saya ingin melakukan perbaikan tersebut mulai dari sekarang, esok, lusa, minggu, dan bulan selanjutnya."
"Yang dibutuhkan FIFA saat ini adalah pemimpin yang kuat, berpengalaman, dan mampu membaca situasi dengan baik," tutur Blatter menambahkan.
Blatter kemudian menjanjikan transparansi dalam masa jabatannya sebagai Presiden FIFA.
"Saya tidak akan menyembunyikan apapun saat situasi buruk terjadi dan saya tidak akan unjuk gigi saat hal-hal bagus terjadi."
"Saya akan membuat diri saya terbuka bagi kalian semua dan juga bagi FIFA."
"FIFA bukanlah perusahaan namun organisasi pelayanan. Saya berjanji untuk demokratis, transparan, dan terbuka," ujar Blatter.
Blatter kemudian coba memberikan kesan bahwa dirinya sama sekali tidak akan membedakan asosiasi yang mendukung dirinya dan asosiasi yang mendukung Prince Ali.
"Kepada semua yang memilih Prince Ali, saya ucapkan selamat karena dia adalah seorang kandidat yang bagus. Namun saat ini saya adalah Presiden semuanya (bukan hanya Presiden asosiasi yang memilih dirinya."
(ptr/ptr)