Zurich, CNN Indonesia -- Gaung perubahan di FIFA sedang nyaring terdengar. Salah satu perubahan yang diklaim harus terjadi di level anggota komite eksekutif (Exco) FIFA.
Gaung perubahan di level anggota Exco FIFA diungkapkan langsung oleh Sepp Blatter, yang kemarin, Selasa (2/6), rencananya akan mengundurkan diri dari jabatan sebagai presiden FIFA.
Sebelum mengakhiri era kepemimpinannya di FIFA, Blatter menekankan
pentingnya restrukturisasi FIFA, khususnya dalam tubuh Exco.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Exco FIFA adalah perwakilan para Konfederasi yang pemilihannya tidak bisa kami kendalikan. Namun, aksi-aksi mereka harus dipertanggungjawabkan FIFA," ujar Blatter dalam pernyataan resminya.
"Kami butuh perubahan struktur secara menyeluruh. Jumlah Exco harus dikurangi dan anggota-anggotanya harus dipilih melalui Kongres FIFA."
Lantas apakah itu Exco FIFA? Siapa sajakah mereka? Dan apa yang salah dari jajaran elit FIFA tersebut?
Pembuat KebijakanExco FIFA saat ini terdiri dari delapan wakil presiden dan 15 anggota, yang dipilih oleh berbagai konfederasi atau asosiasi sepak bola dari berbagai belahan dunia.
Exco setidaknya menggelar pertemuan dua kali dalam setahun, dan bertugas memilih tanggal, lokasi, dan format turnamen FIFA, serta memiliki kekuasaan untuk memilih Sekjen FIFA melalui proposal dari presiden terpilih.
Anggota Exco FIFA dipilih melalui kongres satu tahun setelah digelarnya ajang Piala Dunia. Namun, di balik tanggungjawab yang besar, potensi penyelewengan juga semakin besar. Anggota Exco punya kekuatan untuk mengambil keputusan dan membuat kebijakan.
Seperti yang terjadi dalam skandal suap bidding tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Hal itu sempat dilontarkan mantan presiden Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), Lord Triesman, yang mengungkapkan beberapa praktik kotor Exco ketika negaranya mengikuti bidding tuan rumah Piala Dunia 2018.
Triesman mengungkapkan, wakil presiden FIFA ketika itu, Jack Warner, sempat meminta uang hingga 2,5 juta poundsterling. Selain itu ada permintaan anggota ExCo dari Paraguay, Nicolas Leoz, yang meminta untuk diberikan gelar ksatria dari Inggris.
Tuduhan Triesman dibantah oleh Warner, yang menganggap ucapan bangsawan 71 tahun itu hanyalah sebuah sensasi semata untuk membangkitkan karier politiknya yang meredup.
Akan tetapi penangkapan sejumlah anggota Exco oleh otoritas Swiss seperti Jeffrey Webb (Wakil Presiden FIFA dan anggota Exco), Eduardo Li (anggota Exco), Jack Warner, Eugenio Figueredo (wakil presiden FIFA dan anggota Exco), dan Nicolas Leoz (anggota Exco), Rabu (27/5), merupakan bukti rentannya penyelewengan jabatan di tubuh Exco FIFA saat ini.
Berikut ini adalah susunan Exco FIFAPresiden:Joseph S. Blatter (Swiss)
Wakil Presiden Senior:Issa Hayatou (Kamerun)
Wakil Presiden:Angel Maria Villar Llona (Spanyol)
Michel Platini (Perancis)
David Chung (Papua New Guinea)
Sheikh Salman Bin Ebrahim Al Khalifa (Bahrain)
Juan Angel Napout (Paraguay)
David Gill (Inggris)
Alfredo Hawit Banegas (Honduras)
Anggota:Michel D. Hooghe (Belgia)
Senes Erzik (Turki)
Marios Lefkaritis (Siprus)
Hany Abo Rida (Mesir)
Vitaly Mutko (Rusia)
Marco Polo Del Nero (Brasil)
Sunil Gulati (Amerika Serikat)
Lydia Nsekera (Burundi)
Luis Bedoya (Kolombia)
Wolfgang Niersbach (Jerman)
Tarek Bouchamoui (Tunisia)
Constant Omari (Republik Demokratik Kongo)
Pangeran H.R.H Abdullah (Malaysia)
Sheikh Ahmad Al Fahad Al Sabah (Kuwait)
Kohzo Tashima (Jepang)
(mar/har)