Zurich, CNN Indonesia -- Domenico Scala, orang yang dipercayai presiden FIFA, Sepp Blatter, untuk melakukan reformasi di tubuh organisasi tersebut mengingatkan agar Blatter menepati janjinya untuk mundur.
Pada Minggu (14/6), Scala yang memimpin Komite Audit dan Kepatuhan FIFA mengeluarkan pernyataan bahwa sangat penting bagi organisasi tersebut "untuk mengikuti rencana semula yang telah diumumkan, yaitu pergantian presiden."
Pernyataan itu merupakan respons terhadap kabar bahwa Blatter akan coba tetap mempertahankan jabatannya sebagai presiden, meski pada 2 Juni lalu telah mengumumkan akan mundur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putar balik yang dilakukan Blatter itu dikatakan oleh sumber yang dekat dengan sang presiden karena dirinya baru saja menerima dukungan dari negara-negara di Asia dan Afrika yang memintanya untuk tetap menjabat.
Baca Selengkapnya:
Blatter Berpeluang Tetap Jadi Presiden FIFA
Namun, Scala yang dilimpahi kewenangan untuk mengawasi proses pemilihan presiden FIFA selanjutnya berkata, "untuk saya, topik utamanya adalah soal reformasi."
Pernyataan Scala ini menjadi tanda pertama adanya potensi konflik antara kedua petinggi FIFA tersebut.
Salah satu fokus reformasi yang direkomendasikan Scala adalah adanya transparansi keuangan dan juga struktur pengelolaan yang baru, termasuk di antaranya maksimum masa jabatan 12 tahun bagi presiden dan anggota Komite Eksekutif FIFA.
Saat ini, Blatter telah menjabat selama 17 tahun -- ia terpilih sebagai presiden untuk kelima kalinya.
Blatter mundur pada Selasa (2/6), hanya empat hari setelah terpilih kembali sebagai presiden FIFA. Pengunduran dirinya terjadi di tengah-tengah skandal korupsi terbesar dalam dunia sepak bola yang menyebabkan tujuh petinggi FIFA ditangkap hanya dua hari jelang Kongres FIFA di Zurich, Swiss.
FIFA akan mengadakan kongres pemilihan presiden baru pada Desember nanti, dengan tanggal pasti Kongres akan ditetapkan pada pertemuan Komite Eksekutif FIFA pada 20 Juli nanti.
(vws)