Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan pelatih Persegres, Agus Yuwono, mengaku sempat tiga kali mengalami pengaturan skor selama berkarier di sepak bola, yaitu satu kali saat ia melatih Persidafon Dafonsoro tahun 2013, sementara dua kali ketika ia melatih Persegres.
Ketika melatih Persidafon, Agus mengaku bahwa ia ditawari uang sejumlah Rp 150 juta untuk skor 3-1 atau 3-0 pada sebuah pertandingan. "Tapi saya serahkan ke manajemen klub," kata Agus kepada para awak media di salah satu restoran daerah Senopati, Rabu petang (17/5).
Sementara itu, ketika menangani Persegres di Indonesian Super League melawan satu tim dari Jawa Timur, Agus mengklaim didatangi orang asing dan ditawari Rp 200 juta. Agus mengaku menolak uang tersebut. Namun, menurut penuturan Agus, sang pelaku pengaturan skor berkata "Tidak bisa, ini sudah diatur."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bilang lagi, 'Tidak, saya tidak mau'. Tapi akhirnya hasil selesai sesuai dengan keinginan bandar, 1-1," tutur Agus.
Saat melawan satu tim di Liga Super Indonesia yang berasal dari Kalimantan, Agus juga mengaku sempat ditawari 200 juta, namun tetap menolak.
Semasa pengaturan tersebut, Agus pernah merasakan hal ganjil, salah satunya kala ia dilarang berada di pinggir lapangan oleh salah satu petinggi klub saat pertandingan sedang berlangsung. "Biasanya kan tidak seperti itu. Saya disuruh duduk di bench, [sementara] yang di pinggir garis lapangan itu asisten pelatih."
Meski mengaku dirugikan dengan yang pernah ia alami, Agus berkata ia tidak bisa membuktikannya. "Saya cuma bilang saya pernah terlibat. Kami ini targetnya, jadi tidak mungkin punya bukti.
"Harapan saya ini ada
ending-nya. Saya tidak mau ini dibilang pembohongan publik. Dari tiga kali yang saya alami, ada dua orang berbeda.
Agus bersama dengan mantan pelatih Persipu Purwodadi, Gunawan, dan didampingi Tim Advokasi #IndonesiavsMafiabola memberikan keterangan kepada media soal pengaturan skor yang pernah mereka alami. Gunawan sendiri mengaku bahwa ia pernah ditawari Rp 400 juta untuk mengatur satu pertandingan oleh bandar yang berasal dari Malaysia. (Baca Selengkapnya:
Eks Pelatih DU Katakan Satu Pertandingan yang Diatur Skornya Rp 400 Juta)
Soal ciri-ciri pertandingan yang diatur, Gunawan mengatakan bahwa gol pada laga-laga yang diatur "terjadi di atas menit ke-20, terus menit ke-80 sampai 90."
Sementara itu, menurut Agus, kiper menjadi target yang paling krusial menerima suap. Modus pelaku dalam melakukan aksinya, kata Agus, bermacam-macam. "Telepon, ketemu langsung juga," ujarnya.
Ini adalah kedua kalinya Tim Advokasi #IndonesiavsMafiabola yang didukung oleh LBH Pers mengadakan sesi jumpa media terkait pengaturan pertandingan. Pada, Selasa (16/6), mereka memperdengarkan rekaman percakapan terkait dugaan pengaturan skor laga antara Indonesia vs Thailand dan Indonesia melawan Vietnam di SEA Games 2015.
Selain itu, mereka juga menyerahkan data terkait praktik pengaturan skor di Liga Indonesia kepada Bareskrim Mabes Polri.
(vws)